Kelas : 4 eb 22
NPM : 22210345
A.
PERENCANAAN
DAN KENDALI MANAJEMEN
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk
transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang
berbeda, dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing, dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi internasional meliputi dua aspek bahasan
utama, yaitu deskripsi, pembandingan akuntansi, dan dimensi akuntansi atas
transaksi internasional. Pada aspek yang pertama, akuntansi internasional
membahas gambaran standar akuntansi dan praktik akuntansi pada berbagai negara
serta membandingkan standar dan praktik tersebut pada masing-masing negara yang
dibahas. Selain itu, aspek akuntansi internasional juga membahas mengenai
pelaporan keuangan, valuta asing, perpajakan, audit internasional, serta
manajemen untuk bisnis internasional.
Akuntansi internasional mencakup bahasan sebagai
berikut: akuntansi perpajakan (transfer pricing, perpajakan internasional),
akuntansi manajemen (kebijakan pembelanjaan kegiatan usaha di luar negeri, analisis
investasi di luar negeri, manajemen risiko valuta asing, evaluasi kinerja
kegiatan usaha di luar negeri), akuntansi keuangan (studi perbandingan standar
akuntansi keuangan yang berlaku di mancanegara, standar akuntansi internasional
(International Accounting Standards), permasalahan harmonisasi standar
akuntansi secara global), permasalahan pengukuran dan pelaporan akuntansi MNC
—Multinational Company— (penjabaran laporan keuangan anak perusahaan yang
dilaporkan dalam mata uang, konsolidasi laporan keuangan MNC, analisis laporan
keuangan untuk tujuan evaluasi kinerja MNC), auditing (studi perbandingan
standar audit di mancanegara, studi perbandingan praktik profesi akuntan publik
di mancanegara).
Struktur Sistem Pengendalian Manajemen merupakan komponen-komponen
yang berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap
komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan sistem.
Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain
sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.
Struktur sistem pengendalian manajemen diperlukan
oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang memasukil
lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar dapat dipilih
oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus memiliki keunggulan tidak akan
bertahan lama, karena pesaing akan mencari berbagai cara untuk menghasilkan
value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu, untuk tetap bertahan dan
bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan dituntut untuk
secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan daya saing.
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan
bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi
pencipta kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki
kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi
pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun
kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan kekayaan, manajemen perlu
memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan
kekayaan.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur
sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah
terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian
manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya
tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan
sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian
manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak
memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi
perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan,
pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat
membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke
depannya
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem
pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu
perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan
yang akan dimasuki perusahaan.)
Perencanaan dan kendali manajemen sangat penting
bagi perusahaan (dalam hal ini perusahaan multinasional). Namun ada
variabel-variabel yang memperumit keputusan manajemen, yaitu pengurangan dalam
hambatan perdagangan nasional terus menerus, mata uang yang mengambang, resiko
kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan
dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga
komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal
perusahaan.
Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi
membuat perbedaan nasional dalam praktek akuntansi manajemen menjadi semakin
sempit. Tekanan tambahan antara lain mencakup perubahan pasar dan teknologi,
pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta koordinasi operasi
global melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya.
Dalam melakukan kendali manajemen perusahaan
memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang
relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal.
Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang
ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan
dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang
bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar
negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah
perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing,
rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan
umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yang diusulkan. Perbedaan dalam hukum pajak, sistem
akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi
pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan, dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan
domestik.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional
atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang
pengukuran:
(1)
menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional,
(2)
mengukur ekspektasi arus kas, dan
(3)
menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Seorang manajer harus menentukan tingkat
pengembalian yang relevan untuk mengalisis kesempatan investasi asing. Namun
tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar
negeri atau induk perusahaan. Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat
berbeda secara signifikan karena beberapa hal, yaitu pembatasan oleh pemerintah
atas repatriasi laba dan modal; biaya izin, royalt, dan pembayaran lain
yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak
perusahaan; perbedaan laju inflasi nasional; dan perubahan kurs valuta asing;
dan perbedaan pajak.
Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan
memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan
di lingkungannya. Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian
yang telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang
diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik
untuk berinvestasi langsung di perusahaan lokal.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur
ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang.
Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman
antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak lokal juga sama-sama diramalkan.
Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan, yaitu:
- arus kas proyek vs induk perusahaan
-
arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
-
pendanaan yang bersubsidi
-
resiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh
perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang
asing. Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan,
dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian
dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek.
Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional,
kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan
serta perbedaan pajak.
Pembuatan Model Usaha
Empat
dimensi utama model usaha:
1. Identifikasi
faktor utama kemajuan perusahaan
2. Merumuskan
tehnik peramalan dan analisis kemampuan perusahaan
3. Mengembangkan
sumber-sumber data untuk pilihan strategis
4. Mentranslasi
pilihan menjadi tindakan yang spesifik.
Alat
Perencanaan
Dalam identifikasi faktor yang relevan
di masa depan, analisis lingkungan eksternal dan internal sangat membantu
perusahaan untuk mengenali tantangan dan kesempatan.
Analisis
SWOT
-
Strength
-
Weakness
-
Opportunity
-
Threat
Akuntan membantu memberikan data yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan perencanaan strategis. Informasi juga
bisa berasal dari sumber selain catatan akuntansi.
Penganggaran Modal
Investasi luar merupakan keputusan yang strategis
dan penuh resiko. Oleh karena itu perencanaan formal harus dilakukan, seperti
dengan membuat Capital Budgeting + C/B Analysis.
Pertimbangan sifat investasi (independen/mutually
exclusive) dan menggunakan NPV yang paling optimal.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan
investasi tidaklah sederhana karena harus mempertimbangkan, perbedaan sistem
hukum, sistem akuntansi, laju inflasi, resiko nasioanal, mata uang dan
segmentasi pasar.
Sudut Pandang Hasil
Keuangan
Manajer keuangan internasional harus
mempertimbangkan rate of return dari aspek Proyek LN dan Proyek Induk
Perusahaan. Evaluasi hasil investasi dari sudut pandang investor domestik induk
perusahaan tidak memadai lagi, tetapi lebih memadai jika dilihat dari sudut
pandang negara tuan rumah. Solusinya adalah manajer keuangan harus merespon
kepada kelompok investor dan non-investor di organisasi dan lingkungannya.
Mengukur Ekspektasi
Pengembalian
Mengukur ekspektasi arus kas sungguh cukup
menantang, sehingga manajer keuangan harus memiliki gambar tentang proyeksi
arus kas (lihat Gambar berikut ini).
Kerumitan proyeksi arus
kas haru mempertimbangkan:
1. Arus
kas proyek vs Induk Perusahaan
2. Arus
kas induk perusahaan yang terikat dengan pendanaan.
3. Pendanaan
bersubsidi
4. Resiko
politik.
Biaya
Modal Multinasional
Teori Capital Budgeting menyatakan, suatu
proyek harus menghasilkan rate of return setidaknya sama
dengan cost of capital agar proyek dapat diterima.
Metode gabungan ekspektasi pengembalian deviden dan
ekpektasi tingkat pertumbuhan deviden.
di mana:
Di =
ekspektasi deviden per lembar saham akhir periode.
P0 =
Harga pasar kini saham awal periode.
g
= ekspektasi tingkat pertumbuhan deviden.
Implementasi teori capital
budgeting internasional tidak selalu langsung dan mudah dilaksanakan.
Aspek capital budgeting process dan aspek tepat waktu,
perbedaan iklim, budaya, bahasa, IT semakin mempersulit keadaan.
Sistem Informasi Manajemen
- Isu
yang berkaitan dengan Sistem
- Masalah
Informasi
Informasi Manajemen dan Hiperinflasi
- FAS
No. 52 tentang penggunaan Metode Translasi Temporal
- Pendapatan
Penjualan
Isu Dalam Pengendalian Keuangan
- Sistem
Pengendalian Domestik Vs Multinasional
- Penganggaran
Operasional
- Analisis
Perubahan Kurs
Penentuan Biaya Strategis
- Ketika
sistem biaya standar secara tradisional masih digunakan, perusahaan Jepang
memperkenalkan konsep biaya yang fokus pada strategi manufaktur global
(Productivity, TQC, JIT)
- Ketika
metode penentuan harga berbasis biaya (variance analysis) digunakan, Jepang
justru menggunakan metode penentuan biaya berbasis harga (target costing).
- Dengan
target costing, estimasi biaya bukan didasarkan biaya untuk membuat
produk, tetapi berdasarkan pada biaya yang dapat disisihkanuntuk setiap
produk atau disebut biaya Kaizen.
- Penentuan biaya
Kaizen fokus pada apa yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja dalam
kondisi pasar yang kompetitif.
Evaluasi
Kinerja Operasi LN
Mengevaluasi kinerja
memungkinkan top management untuk:
· Mempertimbangkan
profitabilitas
· Menentukan
kinerja area
· Alokasi
sumberdaya
· Evaluasi
kinerja manajemen
Memastikan konsistensi
perilaku manajemen
- Konsistensi
- Kinerja
Unit Vs Manajemen
- Kinerja
Kriteria
- Isu
Pengukuran dan Perubahan Harga dalam Evaluasi
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur
ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang.
Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman
antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan.
Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
- arus kas proyek vs
induk perusahaan
- arus kas induk
perusahaan yang terkait dengan pendanaan
- pendanaan yang
bersubsidi
- resiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh
perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang
asing. Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan,
dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian
dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek.
Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional,
kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan
serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan
jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar
local ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran
yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan
di Negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi
arus kas.
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik
suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan,
termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi, komunikasi informasi secara
formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi local dengan
manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya
mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali kerumitan ini.
Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:
1. penyebaran
rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih
kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system informasi
domestic yang mendominasi kebutuhan.
2. penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional
dengan operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.
3. penyebaran
yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan
aliansi strategi di seluruh dunia.
Opini:
Menurut saya,
agar suatu sistem pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan
baik, biasanya sistem yang digunakan tidak jauh berbeda dengan yang diterapkan
di domestik, alasannya supaya pihak manajemen tidak dipersulit dengan harus
mengurusi pengendalian domestik dan multinasional secara bersamaan
B.
KONFERGENSI
AKUNTANSI
Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar
yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut
diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan, bahkan untuk satu
laporan keuangan yang sama. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja
menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka
sendiri. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna karena akan menyulitkan
bagi mereka untuk memahami laporan keuangan yang ada.
Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat
oleh dewan standar di masing-masing negara. Dewan standar tersebut menyusun
standar akuntansi yang berlaku di dalam negara tersebut dan dipakai oleh
entitas yang ada di negara tersebut juga. Karena standar akuntansi dibuat dan
disusun oleh masing-masing dewan standar di tiap negara, standar akuntansi
antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda.
Saat ini, ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir
tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh
seorang investor di satu negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan
cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul
suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda
dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan kreditor
serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini
bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding)
informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi
telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional
pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh
modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan
diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin
meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi, pengungkapan,
dan audit.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional dalam tahun-tahun terakhir.
Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep
yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi yang dihasilkan dari system
akuntansi, pengungkapan dan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika
memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat
membandingkannya tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu system.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi
1. Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
2. Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek, dan
3. Standar
audit
Keuntungan harmonisasi
internasional
Bahasa, Mereka yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua
yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
Harmonisasi perpajakan sistem
jaminan social,
Keuntungan
Kalangan
usaha akan mengalami manfaat yang cukuo besar dalam perencanaan, biaya sistem
dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian
harmonisasi internasional
Perpajakan
dan sistem jaminan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap efisiensi
ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk
membandingkan cara kerja pendekatan yang berbeda di negara yang berbeda
menyebabkan negara-negara mampu melakukan peningkatan sistem mereka
masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi memaksa mereka
untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya semacam kekuatan
pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan menjadi seperti pendirian
kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dari kompetisi antar
negera.
Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi.
Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya GAAP global yang terharmonisasi.
Manfaatnya:
Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat
bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar pelaporan keuangan
berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan
memperbaiki efisiensi alokasi modal. Investor dapat membuat keputusan investasi
yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan berkurang perusahaan-perusahaan
dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan
akuisisi
Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan
standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas
tinggi.
Untuk mencegah munculnya permasalahan-permasalahan
yang diakibatkan adanya perbedaan dalam standar akuntansi yang digunakan oleh
berbagai negara, Dewan Komite Standar Akuntansi Internasional (Board of IASC)
yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan standar akuntansi internasional
(IAS). Keluarnya IAS tersebut diikuti dengan beberapa intepretasi tentang IAS
dalam bentuk SIC (Standing Intepretation Committee).
Perkembangan selanjutnya adalah IASC membentuk
IASC Foundation. Melalui IASCFoundation tersebut pengembangan standar
akuntansi dan standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam
pengembangan standar akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya
beberapa badan yang ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan bentukan
IASC Foundation adalah
· IASB
(International Accounting Standard Board)
· IFRIC
(International Financial Reporting Committee)
· SAC
(Standard Advissory Committee).
IASB berperan dalam menerbitkan standar akuntansi
yang baru dengan meperhatikan masukan dari SAC. IFRIC berperan memberikan
inteprestasi atas standar yang dikeluarkan oleh IASB. Langkah IASB selain
menerbitkan standar baru adalah merevisi dan mengganti standar-standar lama
yang telah ada sebelumnya. Standar-standar yang dikeluarkan oleh IASB tersebut
kemudian diberi nama IFRS (Internastional Financial Reporting Standard). IFRS
dapat berisi standar yang menggantikan standar yang sebelumnya atau standar
yang memang benar-benar baru.
Standar tersebut, IFRS dan IAS, menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh para penyusun standar di tiap-tiap negara yang ingin merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun standar tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.
Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang bersangkutan.
Standar tersebut, IFRS dan IAS, menjadi acuan atau diadopsi langsung oleh para penyusun standar di tiap-tiap negara yang ingin merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar yang berlaku secara internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun standar tersebut, yang mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian dijadikan sebagai pedoman dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang berada dalam wilayah berlakunya standar tersebut.
Dalam kaitannya dengan standar internasional, terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi dan konvergensi.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam standar tersebut bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan tersebut tidak berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang bersangkutan.
Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam
konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu
standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang
tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi
standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di
negara tersebut dengan standar internasional.
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara internasional.
1. Organisasi-organisasi
Internasional Pendorong Konvergensi
Ada sejumlah Organisasi
Intrnasional yang berperan penting dalam konvergensi akuntansi, disamping International
Accounting Standard Board (IASB) yang kemudian akan di bahas pada bab ini
yaitu :
· Commission
of the Europe Union, yang disebut Europe Comission (EC)
· International
Organization of Securities Commission (IOSCO)
· International
Federation of Accountants (IFAC)
· United
Nations Intergovermental Working Group of Expert on International Standards of
Accounting and Reporting (ISAR), bagian dari United Nations Conference on Trade
and Development (UNCTAD)
· Organization
for Economic Cooperation and Development Working Group on Accounting Standards
(OECD Working Group)
Ec, OECD Working Group, dan ISAR merupakan
entitas-entitas politik yang memperoleh kewenangan dari persetujuan
internasional. Kegiatan utama IFAC meliputi penerbitan petunjuk teknis dan
profesional dan mendorong adopsi pengumuman-pengumuman IFAC dan IASB. Sementara
kegiatan IOSCO adalah mendorong standar regulasi yang tinggi, yang meliputi
konvergensi disklosur dan standar-standar akuntansi untuk perdagangan dan
pemerolehan modal lintas negara. Disamping itu, Worlds federation of Exchanges
(WFE) mendorong perkembangan bisnis pasar keuangan yang profesional dengan
menetapkan standar-standar yang harmonis yang diperlukan dalam proses bisnis
(termasuk disklosur dan pelaporan keuangan). Sementara organisasi-organisasi
akuntansi regional juga berpartisipasi dalam penyusunan standar lintas negara
di daerah masing-masing.
2. International
Accounting Standards Board (IASB)
Menurut Saudagaran(2001), skenario untuk
harmonisasi?konvergensi global akuntansi nampaknya adalah adopsi
standar-standar yang diterbitkan oleh IASC (yang sekarang bernama IASB).
Tetapi, karena badan tersebut tidak mempunyai otoritas, maka standar-standar
tersebut harus disetujui oleh internationalOrganization of
securitiesCommision(IOSCO) IASC didirikan tahun 1973 oleh organisasi-organisasi
akuntansi profesional di sembilan negara, dan merupakan badan penyusun standar
sektor swasta yang independen. Pada tahun 2001, IASC direstrukturisasi menjadi
International Accounting Standards Board (IASB) dan bertujuan untuk :
·
Menyusun satu set tunggal
standar-standar akuntansi global yang nberkualitas tinggi, dapat dipahami dan
dapat dilaksanakan yang menuntut agar informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan dan pelaporan keuangan yang sehingga dapat membantu para
partisipan pasar modal dunia serta para pemakai lain dalam pengambilan
keputusan ekonomi,
·
Mendorong penggunaan dan aplikasi secara
cermat standar-standar tersebut
·
Memenuhi tujuan-tujuan yang terkait
butir 1 dan 2, dan setepat mungkin memperhatikan kebutuhan entitas-entitas
kecil dan menengah serta ekonomi yang baru muncul
·
Melaksanakan konvergensi standar-standar
akuntansi nasional dan standar-standar akuntansi internasional serta
standar-standar pelaporan keuangan internasional.
IASB mewakili organisasi-organisasi akuntansi yang
ada pada kurang lebih 100 negara. Badan ini mendapat dukungan yang amat luas,
yang menunjukan besarnya kebutuhan akan konvergensi akuntansi.
3. International
Organization Of Securities Commision (IOSCO)]
IOSCO
beranggotakan para regulator sekuritas yang berasal dari lebih dari 100 negara.
Tujuan para anggota organisasi adalah :
· Bekerjasama untuk mempromosikan
standar-standar regulasi yang tinggi untuk memelihara pasar yang sehat efisien
dan adil.
· Bertukar informasi atas pengalaman
mereka masing-masing untuk meningkatkan pengembangan pasar modal domestik.
· Mempersatukan upaya mereka untuk
menetapkam standar dan melakukan pengawasan yang efektif terhadap
transaksi-transaksi sekuritas Internasional, dan
·
Saling memberikan bantuan untuk
meningkatkan integritas pasar melalui aplikasi standar-standar secara ketat dan
penindakan yang efektif terhadap pelanggaran.
Para anggota IOSCO secara bersama-sama bertanggung
jawab dalam meregulasi lebih dari 90 % pasar sekuritas global. Ketika pasar
keuangan menjadi semakin mengglobal, IOSCO semakin berkepentingan
terselenggaranya kerjasama lintas negara antar para regulator sekuritas. Untuk
itu IOSCO telah banyak melakukan pekerjaan yang berkenaan dengan standar
akuntansi dan disklosur internasional untuk memfasilitasi kemampuan perusahaan
dala memperoleh modal secara efisien dipasar sekuritas global.
Sebuah komite teknis IOSCO berfokus pada akuntansi
dan disklosur internasional, dengan tujuan untuk memfasilitasi proses dimana
para penerbit saham kelas dunia dapat memperoleh modal dari semua pasar modal
dengan cara yang paling efektif dan efisien. IOSCO bekerja sama dengan IASB
dengan memberikan masukan mengenai proyek-proyek IASB. IASB telah mengesahkan
IFRS untuk penawaran sekuritas lintas negara.
4. Pengakuan
dan Dukungan terhadap IASB
IFRS
sekarang ini diterima secara luas oleh negara-negara di dunia. Adapun
bentuk-bentuk pengakuan dan dukungan tersebut adalah sebagai berikut :
·
Standar-standar tersebut digunakan oleh
banyak negara sebagai dasar menyusun standar-standar akuntansi mereka atau di
adopsi sepenuhnya.
·
Standar-standar tersebut diterima oleh
banyak bursa efek dan para regulator yang mengijinkan baik perusahaan asing
maupun domestik untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai IFRS dan,
·
Standar-standar tersebut diakui oleh
masyarakat Eropa (European Comunity, EC) dan badan-badan supranasional lain.
Pada tahun 1995, EC mengesahkan IFRS.
Daripada mengamandemen istruksi-instruksi
(directives) yang ada, Ec lebih memilih untuk berasosiasi dengan upaya-upaya
IASC/IASB dan IOSCO dalam melaksanakan konvergensi standar-standar akuntansi.
Sekarang, dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian,
perusahaan-perusahaan Uni Eropa yang terdaftar terutama pada bursa-bursa efek
ternama menggunakan IFRS.
Komitmen para penyusun standar akuntansi nasional
dalam mengupayakan konvergensi ke arah terciptanya atau set tunggal standar
akuntansi internasional terlihat dengan ditandatanganinya Norwalk Agreement
tahun 2002 oleh IASB dan Dewan Standar keuangan AS. Pada tahun 2004, Australian
Accounting Standards Board mengadopsi IFRS sebagai standar-standar akuntansi
Australia, China dan Jepang berkomitmen untuk mengkonvergensi standar-standar
akuntansi keuangan mereka masing-masing terhadap IFRS pada tahun 2005. Juga
pada tahun tersebut, Dewan Standar Akuntansi Kanada mengusulkan untuk mengganti
standar-standar akuntansi Kanada dengan IFRS pada tahun 2011 nanti. Para
penyusun standar akuntansi dari jerman, Prancis, Inggris, Kanada, AS,
Australia, Selandia Baru, sera Jepang bersekutu secara aktif dengan IASB dalam
penyusunan standar akuntansi nasional mereka masing-masing. Bahkan, banyak
perusahaan yang terdaftar di OTC yang memilih menggunakan IAS/IFRS. Hanya
perusahaan-perusahaan di Amerika Utara yang masih banyak menggunakan PABU AS.
C.
AKUNTANSI
KOMPARATIF
Bab ini membahas mengenai sistem akuntansi di enam
negara yang mendominasi perkembangan akuntansi internasional saat ini. Keenam
Negara ini termasuk dalam pendiri Komite Standar Akuntansi Internasional
(sekarang Badan Standar Akuntansi Internasional) yang memiliki peranan penting
dalam mengarahkan agenda IASB. Keenam negara tersebut adalah Prancis, Jerman,
Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan yang
mengatur penyusunan laporan keuangan. Sedangkan proses penyusunan atau
formulasi standar akuntansi disebut dengan penetapan standar. Ada beberapa
alasan mengapa standar akuntansi diperlukan, antara lain:
· Dikebanyakan
negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi cenderung lemah
dan tidak efektif.
· Perusahaan
boleh melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan secara suka
rela.
· Beberapa
negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika
dengan melakukanya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan
secara lebih baik hasil.
· Penetapan
standar akuntansi ini umumnya melibatkan gabungan kelompok sektor swasta dan
publik yang terdiri dari profesi akuntansi dan kelompok lain yang dipengaruhi
oleh proses pelaporan keuangan seperti pengguna dan penyusun laporan keuangan
dan para karyawan. Peranan dan pengaruh kelompok – kelompok ini dalam penetapan
standar akuntansi berbeda dari satu negara ke negara lain.
Enam Sistem Akuntansi
Nasional
a) Prancis
Prancis merupakan pendukung utama
penyeragaman akuntansi nasional di dunia.Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui
Plan Comptable General (kode akuntansi nasional) resmi yang pertama pada bulan
September 1947.
Plan Comptable General berisi:
· Tujuan
dan prinsip akuntansi serta pelaporan keuangan.
· Definisi
aktiva, kewajiban, ekuita pemegang saham, pendapatan dan beban.
· Aturan
pengakuan dan penilaian.
· Daftar
akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku
lainnya.
Contoh
laporan keuangan dan aturan penyajiannya.
Dasar utama aturan akuntansi di Prancis adalah Hukum
Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983, yang membuat Plan Comptable General
yang wajib digunakan oleh seluruh perusahaan. Ciri khusus akuntansi di Prancis
adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara
tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasika.
Meskipun akun – akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan
peraturan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Prancis untuk mengikuti
Standar Pelaporan Keuangan Internasional, bahkan prinsip akuntansi yang
diterima umum di AS yaitu GAAP dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Alasan utama untuk fleksibilitas ini adalah ketika Direktif ketujuh UE
diberlakukan pada tahun 1986, banyak perusahaan multinasional Prancis yang
telah menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip Anglo Saxon
untuk keperluan pencatatan saham di luar negeri.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Di Prancis terdapat lima organisasi yang terlibat
dalam proses penetapan standar yaitu:
· Counseil
National de la Comptabilite atau CNC (Badan Akuntansi Nasional)
· Comita
de la Reglementation Comptable atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi)
· Autorite
des Marches Financiers atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
· Orde
des Expert – Comptables atau OEC (Ikatan Akuntan Publik)
· Compagnie
Nationale des Commisaires aux Comptes atau CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan
Nasional)
Pelaporan Keuangan
Perusahaan Prancis harus melaporkan berikut ini:
· Neraca
· Laporan
Laba Rugi
· Catatan
atas Laporan Keuangan
· Laporan
Direktur dan Laporan Auditor
Laporan keuangan seluruh perusahaan perseroan dan
perusahaan dengan kewajiban terbatas lainnya yang melebihi ukuran tertentu
harus diaudit. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya dan sewajarnya,
laporan keuangan harus disusun sesuai dengan peraturan dan dengan niat baik.
Ciri utama pelaporan di Prancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan
kaki yang ekstensif dan detail, yang meliputi hal – hal berikut:
·
Penjelasan mengenai aturan pengukuran
yang diberlakukan
·
Perlakuan akuntansi untuk pos – pos
dalam mata uang asing
·
Laporan perubahan aktiva tetap dan
depresiasi
·
Detail provisi
·
Detail revaluasi yang dilakukan
·
Analisis piutang dan utang sesuai masa
jatuh tempo
·
Daftar anak perusahaan dan kepemilikan
saham
·
Jumlah komitmen pension dan imbalan
pascakerja lainnya
·
Detail pengaruh pajak terhadap laporan
keuangan
·
Rata – rata jumlah karyawan sesuai
golongan
·
Analisis pendapatan menurut aktivitas
dan geografis
Pengukuran Akuntansi
Akuntansi di Prancis memiliki karakteristik ganda:
perusahaan tersendiri harus mematuhi peraturan yang tetap, sedangkan kelompok
usaha konsolidasi memiliki fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk
perusahaan individual merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan
menghitung pendapatan kena pajak.
Penilaian
aktiva berdasarkan biaya historis.
·
Aktiva tetap didepresiasikan menurut
provisi pajak dengan menggunakan dasar garis lurus atau saldo berganda.
·
Persediaan dinilai sebesar nilai yang
lebih rendah antara biaya atau nilai realisasi dengan menggunakan metode FIFO
atau metode rata – rata tertimbang.
·
Biaya penelitian dan pengembangan
dibebankan pada saat terjadinya, namun dapat dikapitalisasikan dalam keadaan
tertentu.
·
Dengan beberapa pengecualian, laporan
keuangan konsolidasi Prancis mengikuti pendekatan penyajian wajar berupa
pelaporan substansi mengungguli bentuk.
2. Jerman
Di
Jerman lingkungan akuntansi mengalami perubahan terus – menerus. Dalam suatu
peristiwa yang besar, Hukum Perusahaan tahun 1965 mengubah sistem pelaporan
keuangan Jerman dengan mengarah pada ide – ide Inggris – Amerika.
Pada
awal tahun 1970-an, Uni Eropa mulai mengeluarkan direktif harmonisasi yang
harus diadopsi oleh negara – negara anggotanya ke dalam hukum nasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sebelum tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi
penetapan standar akuntansi keuangan sebagimana yang dipahami di negara –
negara berbahasa inggris. Komite Standar Akuntansi Jerman (GASC) atau dalam
bahasa Jerman (Deutches Rechnungslegungs Standard Committee) atau DRSC didirikan
tidak lama sesudah itu dan langsung diakui oleh Kementerian sebagai pihak
berwenang dalam menetapkan standard di Jerman.
Secara garis besar akuntansi di Jerman mirip dengan
sistem yang ada di Inggris dan Amerika Serikat. Namun demikian penting diperhatikan
bahwa standar GASB adalah rekomendasi wajjib yang hanya berlaku untuk laporan
keuangan konsolidasi. GASB dibentuk untuk mengembangkan suatu standar Jerman
yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. Pada tahun 2003 GASB
menerapkan strategi baru dan menyelaraskan program kerjanya dengan usaha IASB
untuk mencapai konvergensi standar akuntansi secara global.
Pelaporan Keuangan
Dalam UU Akuntansi tahun 1985 menentukan ketentuan
akuntansi, auditing dan pelaporan keuangan yang berbeda – beda menurut ukuran
perusahaan. Ada tiga kelompok ukuran keci, menengah dan besar. UU akuntansi
tahun 1985 menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi:
· Neraca
· Laporan
Laba Rugi
· Catatan
atas Laporan Keuangan
· Laporan
Manajemen
· Laporan
Auditor
Ciri utama sistem pelaporan keuangan di Jerman
adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur pengelola
perusahaan dan dewan pengawas perusahaan.
· Pengukuran
Akuntansi
· Metode
pembelian adalah metode konsolidasi yang utama
· Aktiva
dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan
jumlah yang tersisa merupakan goodwill.
· Goodwill
dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam ekuitas atau diamortisasi secara
sistematis selama umur manfaat ekonominya.
· Usaha
patungan dapat dicatat dengan menggunakan metode konsolidasi proporsional atau
metode ekuitas.
· Biaya
historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud.
· Persediaan
dinilai sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya atau pasar, metode yang
digunakan untuk menghitung biaya adalah FIFO atau rata – rata tertimbang.
· Biaya
penelitian dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya.
3. Jepang
Di
Jepang Akuntansi dan Pelaporan Keuangan mencerminkan gabungan berbagai pengaruh
domestik dan internasional. Untuk memahami akuntansi di Jepang, seseorang harus
memahami budaya, praktik usaha dan sejarah Jepang.
Di
Jepang perusahaan – perusahaan saling memiliki ekuitas saham satu sama lain.
Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industry yang
meraksasa yang disebut sebagai keiretsu. Modal usaha keiretsu ini sedang dalam
perubahan seiring dengan reformasi structural yang dilakukan Jepang untuk
mengatasi stagnasi ekonomi. Pada akhir tahun 1990-an untuk membuat kesehatan
ekonomi perusahaan – perusahaan Jepang menjadi semakin transparan dan membawa
Jepang lebih dekat dengan standar internasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pemerintah nasional masih memiliki pengaruh paling
signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada
tiga UU : Hukum Komersil, UU Pasar Modal dan UU Pajak Penghasilan. Hukum ini
disebut sebagai “ sistem hukum segitiga”.
Berdasarkan Hukum Komersial, laporan keuangan dan
skedul pendukung bagi perusahaan berukuran kecil dan menengah harus diaudit
hanya oleh auditor wajib. Auditor wajib tidak perlu memiliki kualifikasi
professional dan dipekerjakan oleh perusahaan secara purna waktu.Audit wajib
memiliki focus utama pada tindakan – tindakan manajemen yang diambil oleh para
direktur dan melakukan tugasnya sesuai dengan aturan hukum.
Penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada
tahun 2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang dan lembaga
pengawas yang terkait dengannya yang dikenal dengan Lembaga Standar Akuntansi
Keuangan.Sebagai organisasi sektor swasta yang independen ASJB diharapkan agar
menjadi lebih kut dan lebih transparan dan tidak terpengaruh oleh tekanan
politik dan bertujuan khusus. ASJB juga bekerja sama dengan IASB dalam
mengembangkan IFRS.
Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut Hukum Komersial
diwajibkan untuk menyusun laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam
rapat tahunan pemegang saham, yang berisi hal – hal berikut:
· Neraca
· Laporan
Laba Rugi
· Laporan
Usaha
· Proposal
atas Penentuan Penggunaan (apropriasi) Laba Ditahan
· Skedul
Pendukung
Pengukuran Akuntansi
·
Hukum Komersial mewajibkan perusahaan –
perusahaan besar untuk menyusun laporan konsolidasi.
·
Akun perusahaan secara terpisah
merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang
sama digunakan untuk keduanya.
·
Anak perusahaan dikonsolidasikan jika
induk perusahaan secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan
keuangan dan operasionalnya.
·
Goodwill diukur menurut dasar nilai
wajar aktiva bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun.
·
Metode ekuitas digunakan untuk investasi
pada perusahaan afiliasi ketika induk dan anak perusahaan memiliki pengaruh
signifikan terhadap kebijakan keuangan dan operasionalnya.
·
Persediaan dinilai sebesar nilai yang
lebih rendah antara biaya atau pasar, namun biaya yang paling banyak digunakan.
·
Biaya penelitian dan pengembangan
dibebankan pada saat terjadinya.
4. Belanda
Belanda
memiliki akuntansi dan pelaporan keuangan yang relative permisif, tetapi
standar praktik dan professional yang sangat tinggi. Belanda merupakan negara
hukum kode, namun akuntansinya berorientasi pada penyajian wajar.
Di
Belanda akuntansi dianggap sebagai cabang dari ekonomi usaha, sehingga banyak
pemikiran ekonomi yang dicurahkan pada topik – topik akuntansi dan khususnya terhadap
pengukuran akuntansi. Belanda merupak salah satu pendukung pertama atas standar
internasional untuk akuntansi dan pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB
menerima perhatian besar dalam menentukan praktik yang dapat diterima.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Regulasi
di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970. UU tersebut merupakan bagian dari
program besar perubahan dalam bidang hukum perusahaan dan diperkenalkan
sebagian untuk mencerminkan harmonisasi hukum perusahaan didalam UE yang terjadi.
Di antara provisi utama UU tahun 1970 tersebut adalah sebagai berikut :
·
Laporan keuangan tahunan harus
menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama satu
tahun, dan seluruh pos didalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara
memadai.
·
Laporan keuangan harus disusun sesuai
dengan praktik usaha yang baik (yaitu prinsip akuntansi yang dapat diterima
oleh kalangan usaha).
·
Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan
penentuan hasil operasi harus diungkapkan.
·
Laporan keuangan harus disusun sesuai
dengan dasar yang konsisten dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip
akuntansi harus diungkapkan secukupnya.
·
Informasi keuangan komparatif untuk
periode sebelumnya harus diungkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki
yang menyertainya.
Dewan Pelaporan tahunan mengeluarkan tuntunan
terhadap prinsip akuntansi yang dapat/tidak dapat diterima secara umum. Dewan
tersebut memiliki anggota yang berasal dari 3 kelompok yang berbeda. Dewan
tersebut merupakan organisasi swasta dan didanai melalui hibah dari kalangan
usaha dan NivRA. NivRA juga terlibat dalam segala hal yang terkait dengan
akuntansi di Belanda.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa
Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima.
Laporan keuangan harus memuat hal – hal berikut:
· Neraca
· Laporan
Laba rugi
· Catatan
– catatan
· Laporan
Direksi
· Informasi
lain yang direkomendasikan
Pengukuran Akuntansi
Pengukuran akuntansi Belanda memiliki fleksibilitas,
hal ini terlihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kin untuk aktiva
berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan –
perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran ,
dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba.
5. Inggris
Inggris
merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi akuntansi. Konsep
penyajian hasil dan posisi keuangan yang wajar juga berasal dari Inggris.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Standar
akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi.
Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktva
yang disebut sebagai UU perusahaan. UU tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar
akuntansi:
· Pendapatan
dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual.
· Pos
aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap ketegori aktiva dan kewajiban
dinilai secara terpisah.
· Prinsip
konservatisama diterapkan, khususnya dalam pengakuan realisasi laba dan seluruh
kewajiban dan kerugian yang diketahui.
· Penerapan
kebijakan akuntansi yang konsisiten dari tahun ke tahun diwajibkan.
· Prinsip
kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi.
Enam badan akuntansi di Inggris yang berhubungan
dengan Komite Konsultatif Badan Akuntansi yang berdiri pada tahun 1970:
· Institut
Akuntan Berizin Resmi di Inggris dan Wales / ICAEW
· Institut
Akuntan Berizin Resmi di Irlandia / ICAI
· Institut
Akuntan berizin resmi di Skotlandia / ICAS
· Asosiasi
Akuntan Berizin Resmi dan Bersertifikat / ACCA
· Institut
Akuntan Manajemen Berizin Resmi / CIMA
· Institut
Keuangan dan Akuntansi Publik Berizin Resmi / CIPFA
Penetapan
standar akuntansi di Inggris dikeluarkan dan dikukuhkan oleh enam badan
akuntansi di atas.
Pelaporan
Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling
komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup Laporan Direksi,
Laporan Laba dan Rugi dan Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Total keuntungan
dan Kerugian yang Diakui, Laporan Kebijakan Akuntansi, Catatan atas Referensi
dalam Laporan Keuangan, dan Laporan Auditor.
6. Amerika
Serikat
Akuntansi
di Amerika Serikat diatur oleh badan sektor swasta (Badan Standar Akuntansi
Keuangan) atau FASB, tetapi sebuah lembaga pemerintah juga memiliki kekuasaan
untuk menetapkan standarnya sendiri. Pada tahun 2000 AICPA, badan sektor swasta
lainnya menetapkan standar auditing.
Regulasi
dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sistem
AS tidak memiliki ketentuan hukum mengenai penerbitan laporan keuangan.
Perusahaan di AS dibentuk berdasarkan hukum negara bagian dimana setiap negara
bagian memiliki hukum perusahaannya sendiri.
Secara
umum hukum ini berisi ketentuan atas pencatatan akuntansi dan penerbitan
laporan keuangan secara periodic. Terdapat pula prinsip – prinsip yang diterima
secara umum / GAAP yang terdiri dari seluruh standar, aturan dan regulasi
akuntansi keuangan. SAFS merupakan komponen utama dalam GAAP. Regulasi
akuntansi dan auditing di AS merupakan yang paling padat dibandingkan dengan
gabungan regulasi negara lain di dunia. Karenanya FASB dan SEC mempertimbangkan
untuk mengubah GAAP AS dari standar berdasarkan aturan menuju standar
berdasarkan prinsip.
Pelaporan
Keuangan
Laporan keuangan
perusahaan di Amerika Serikat meliputi Laporan Manajemen, Laporan Auditor
Independen, Laporan Keuangan Utama, Diskusi Manajemen dan Analisis atas Hasil
Operasi dan Kondisi Keuangan, dan Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan
pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan, Catatan atas Laporan
Keuangan, Perbandingan data Keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun
dan Data kuartal terpilih.
Pengukuran Akuntansi
Aturan pengukuran akuntansi di AS mengasumsikan
bahwa suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan
dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat
bergantung pada konsep penandingan. Jika terjadi perubahan, maka perubahan dan
pengaruhnya harus diungkapkan.
Perbedaan
Praktek Akuntansi Dengan Standar Yang Ditentukan Harmonisasi dan Konvergensi
Akuntansi Internasional
Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar
yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut
diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan, bahkan untuk satu
laporan keuangan yang sama. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja
menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka
sendiri. Hal ini akan menjadi masalah bagi pengguna karena akan menyulitkan
bagi mereka untuk memahami laporan keuangan yang ada.
Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat
oleh dewan standar di masing-masing negara. Dewan standar tersebut menyusun
standar akuntansi yang berlaku di dalam negara tersebut dan dipakai oleh
entitas yang ada di negara tersebut juga. Karena standar akuntansi dibuat dan
disusun oleh masing-masing dewan standar di tiap negara, standar akuntansi
antara satu negara dengan negara lain sangat mungkin berbeda.
Saat ini, ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir
tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh
seorang investor di satu negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan
cepat ke negara misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul
suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda
dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Investor dan kreditor
serta calon investor dan calon kreditor akan menemui banyak kesulitan dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan dengan standar yang berbeda-beda.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
kompatibilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi ini
bebas dari konflik logika dan dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding)
informasi keuangan yang berasal dari berbagai negara.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar akuntansi
telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar Akuntansi Internasional
pada tahun 1973. Baru-baru ini, sejumlah perusahaan yang berusaha memperoleh
modal di luar pasar Negara asal dan para investor yang berusaha untuk melakukan
diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang makin
meningkat sebagai akibat dari perbedaan nasional dalam hal akuntansi,
pengungkapan, dan audit.
Terkadang orang menggunakan istilah harmonisasi dan
standarisasi seolah-seolah keduanya memiliki arti yang sama. Namun berkebalikan
dengan harmonisasi, secara umum standarisasi berarti penetapan sekelompok
aturan yang kaku dan sempit dan bahkan mungkin penerapan satu standar atau
aturan tunggal dalam segala situasi. Standarisasi tidak mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antarnegara, dan oleh karenanya lebih sukar untuk
diimplemntasikan secara internasional. Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan
terbuka, tidak menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, tetapi mengakomodasi
beberapa perbedaan dan telah mengalami kemajuan yang besar secara internasional
dalam tahun-tahun terakhir.
Komparabilitas informasi keuangan merupakan konsep
yang lebih jelas daripada harmonisasi. Informasi yang dihasilkan dari system
akuntansi, pengungkapan dan atau audit yang berbeda dapat dibandingkan jika
memiliki kemiripan dalam cara dimana para pengguna laporan keuangan dapat
membandingkannya tanpa perlu membiasakan diri dengan lebih dari satu system.
Harmonisasi akuntansi mencakup harmonisasi:
· Standar
akuntansi (yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya).
· Pengungkapan
yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat
berharga dan pencatatan pada bursa efek.
· Standar
audit.
Keuntungan harmonisasi internasional:
Bahasa, Mereka yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa Ibu mungkin merasa beruntung bahwa Inggris menjadi bahasa kedua
yang sangat banyak digunakan di seluruh dunia.
Harmonisasi perpajakan an sistem jaminan social,
Keuntungan. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang cukuo besar dalam
perencanaan, biaya sistem dan pelatihan, dan sebagainya dari harmonisasi.
Kerugian harmonisasi internasional:
Perpajakan dan sistem jaminan sosial memiliki
pengaruh yang kuat terhadap efisiensi ekonomi. Sistem yang berbeda memiliki
pengaruh yang berbeda. Kemampuan untuk membandingkan cara kerja pendekatan yang
berbeda di negara yang berbeda menyebabkan negara-negara mampu melakukan
peningkatan sistem mereka masing-masing. Negara-negara saling berkompetisi dan kompetisi
memaksa mereka untuk mengadopsi sistem yang efisien melalui beroperasinya
semacam kekuatan pasar. Persetujuan atas sistem perpajakan yang satu akan
menjadi seperti pendirian kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan
diperoleh dari kompetisi antar negera.
Sebuah tulisan yang terbaru juga mendukung adanya
GAAP global yang terharmonisasi.
Manfaatnya:
·
Pasar modal menjadi global dan modal
investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambaran berarti. Standar
pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di
seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
·
Investor dapat membuat keputusan
investasi yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan risiko keuangan
berkurang.
·
Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki
proses pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
·
Gagasan terbaik yang timbul dari
aktivitas pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global
yang berkualitas tinggi.
·
Untuk mencegah munculnya
permasalahan-permasalahan yang diakibatkan adanya perbedaan dalam standar
akuntansi yang digunakan oleh berbagai negara, Dewan Komite Standar Akuntansi
Internasional (Board of IASC) yang didirikan pada tahun 1973 mengeluarkan
standar akuntansi internasional (IAS). Keluarnya IAS tersebut diikuti dengan
beberapa intepretasi tentang IAS dalam bentuk SIC (Standing Intepretation
Committee).
Perkembangan selanjutnya adalah IASC membentuk IASC
Foundation. Melalui IASC Foundation tersebut pengembangan standar akuntansi dan
standar pelaporan memasuki tahap baru. Tahapan baru dalam pengembangan standar
akuntansi dan pelaporan tersebut adalah dengan dibentuknya beberapa badan yang
ada di bawah IASC Foundation. Beberapa badan bentukan IASC Foundation adalah:
· IASB
(International Accounting Standard Board)
· IFRIC
(International Financial Reporting Committee)
·
SAC (Standard Advissory Committee).
IASB
berperan dalam menerbitkan standar akuntansi yang baru dengan meperhatikan
masukan dari SAC. IFRIC berperan memberikan inteprestasi atas standar yang
dikeluarkan oleh IASB. Langkah IASB selain menerbitkan standar baru adalah
merevisi dan mengganti standar-standar lama yang telah ada sebelumnya.
Standar-standar yang dikeluarkan oleh IASB tersebut kemudian diberi nama IFRS
(Internastional Financial Reporting Standard). IFRS dapat berisi standar yang
menggantikan standar yang sebelumnya atau standar yang memang benar-benar baru.
Standar tersebut, IFRS dan IAS, menjadi acuan atau
diadopsi langsung oleh para penyusun standar di tiap-tiap negara yang ingin
merevisi standar mereka agar sesuai dengan standar yang berlaku secara
internasional. Standar yang telah dibuat oleh penyusun standar tersebut, yang
mungkin telah mengacu pada IFRS dan IAS, kemudian dijadikan sebagai pedoman
dalam pencatatan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan yang berada dalam wilayah
berlakunya standar tersebut.
Dalam kaitannya dengan standar internasional,
terdapat beberapa macam langkah yang dilakukan oleh banyak negara sehubungan
dengan perbedaan dengan standar yang mereka buat sebelumnya. Secara garis besar
langkah-langkah yang dapat diambil tersebut dapat dibagi menjadi harmonisasi
dan konvergensi.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan
komparabilitas (kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan
seberapa besar praktik-praktik tersebut dapat beragam. Secara sederhana
pengertian harmonisasi standar akuntansi dapat diartikan bahwa suatu negara
tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional. Negara
tersebut hanya membuat agar standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional.
Harmonisasi fleksibel dan terbuka sehingga sangat
mungkin ada perbedaan antara standar yang dianut oleh negara tersebut dengan
standar internasional. Hanya saja diupayakan perbedaan dalam standar tersebut
bukan perbedaan yang bersifat bertentangan. Selama perbedaan tersebut tidak
berlawanan standar tersebut tetap dipakai oleh negara yang bersangkutan.
Konvergensi dalam standar akuntansi dan dalam
konteks standar internasional berarti nantinya ditujukan hanya akan ada satu
standar. Satu standar itulah yang kemudian berlaku menggantikan standar yang
tadinya dibuat dan dipakai oleh negara itu sendiri. Sebelum ada konvergensi
standar biasanya terdapat perbedaan antara standar yang dibuat dan dipakai di
negara tersebut dengan standar internasional.
Konvergensi standar akan menghapus perbedaan
tersebut perlahan-lahan dan bertahap sehingga nantinya tidak akan ada lagi
perbedaan antara standar negara tersebut dengan standar yang berlaku secara
internasional.
D.
AKUNTANSI
UNTUK PERUBAHAN HARGA
Akuntansi perubahan harga (accounting for price
changes) mengacu pada perlakuan akuntansi terhadap perubahan atau selisih
harga dan masalah akuntansi dalam kondisi yang didalamnya harga-harga berubah.
Dalam
merancang akuntansi yang akan diterapkan dalam suatu lingkungan ekonomik
tertentu, perlu ditentukan struktur atau rerangka akuntansi pokok yang
menghasilkan statemen keuangan dasar.
Rerangka Akuntansi
Pokok
Rerangka akuntansi pokok akan menentukan batas
pengakuan transaksi sehingga data yang masuk dalam statemen keuangan dasar akan
merupakan informasi yang minimal harus dipenuhi dalam pelaporan keuangan.
Informasi tambahan atau pelengkap merupakan bagian dari usaha untuk mencapai
tujuan pelaporan keuangan. Informasi pelengkap akan menambah keberpautan
informasi akuntansi sementara kualitas objektivitas dan keterujian masih tetap
terjaga dalam statemen keuangan dasar.
Berbagai usulan akuntansi untuk memperbaiki
kelemahan akuntansi berbasis kos dapat diadopsi oleh rerangka akuntansi pokok
tanpa harus mengganti struktur akuntansinya. Akuntansi perubahan harga
merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian
informasi keuangan. Kalau konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dengan proses
pelaporan data maka akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka
akuntansi pokok. Paton dan Littleton menyatakan bahwa informasi perubahan harga
akan berkurang manfaatnya atau maknanya atau bahkan tidak bermanfaat samasekali
tanpa disertai dengan informasi atas dasar kos historis. Perubahan harga adalah
perbedaan jumlah rupiah yang dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa
yang sama pada waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok didasarkan pada
asumsi bahwa daya beli uang stabil sepanjang masa. Kos dianggap merepresentasi
nilai. Dalam keadaan terjadi perubahan harga, kos historis dipertahankan karena
alasan keterandalan (keobjektifan pengukuran dan keterujian data). Dalam
kondisi perubahan harga sangat mencolok, keberpautan informasi dengan keputusan
menjadi berkurang, Agar kualitas keterandalan (reliabilitas) dan keberpautan.
(relevansi) dapat dicapai, rerangka akuntansi pokok harus dilengkapi dengan
informasi perubahan harga untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap laba dan posisi
keuangan.
Rerangka akuntansi pokok akan menghasilkan statemen
keuangan dasar. Paton dan Littleton menegaskan bahwa data dasar hendaknya
merupakan angka yang terandalkan yaitu obyektif dan dapat diverifikasi.
Tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada
masalah pertanggungjelasan tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan pengambilan
keputusan ekonomi yang lebih luas. Tujuan penyajian informasi untuk pertanggung
jawaban menjadi tidak berarti atau bahkan dapat diganti sama sekali.
Kos merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
memperoleh barang dan jasa dan merupakan jumlah rupiah kesepakatan dalam rangka
penyerahan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Masalah akuntansi
Perubahan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi
dalam hal penilaian, unit pengukur, dan pemertahanan kapital. Masalah penilaian
berkaitan dengan dasar yang harus digunakan untuk mengukur nilai pos pada suatu
saat. Masalah unit pengukur berkaitan dengan perubahan daya beli akibat
perubahan tingkat harga umum. Masalah pemertahanan capital berkaitan dengan
pengertian laba sebagai selisih dua kapital yang harus ditentukan jenisnya;
financial atau fisis.
Sebagai data dasar, dalam kondisi perubahan harga
akuntansi kos historis menghadapi tiga masalah fundamental yang berkaitan dengan
penilaian (valuation), unit pengukur (measurement unit) dan pemertahanan
kapital (capital maintenance).
Masalah Penilaian
Nilai aset individual atau spesifik akan berubah
kalau dibandingkan dengan aset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak
berubah. Perubahan ini disebabkan oleh penggunaan teknologi yang berbeda atau
kemampuan produk baru yang lebih tinggi.
Persepsi atau selera orang terhadap manfaat atau
nilai barang tertentu dapat pula menyebabkan perubahan nilai yang akhirnya
mempengaruhi harga barang tersebut. Perubahan harga semacam ini disebut
dengan perubahan harga spesifik.
Akuntansi menghadapi masalah dalam hal ini karena
kos tercatat untuk suatu asset tidak lagi menggambakan nilai asset tersebut.
Model akuntansi untuk menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai
sekarang yang pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian
yang dianut yaitu kos sekarang atau nilai keluaran sekarang.
Masalah Unit Pengukur
Daya beli uang dapat berubah sehingga unit moneter
sebagai pengukur nilai tidak bersifat homogenus lagi kalau dikaitkan dengan
waktu. Perubahan nilai unit pengukur ini terjadi karena perubahan tingkat
harga secara umum dalam ekonomi suatu negara. Artinya, kalau nilai atau manfaat
suatu barang tidak berubah, jumlah unit moneter yang dapat digunakan untuk
memperoleh barang yang sama akan berbeda dari waktu ke waktu karena daya beli
uang berubah.
Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena
adanya inflasi. Akuntansi menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan
rupiah nominal tidak lagi homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos
vertikal atau horisontal sebenarnya tidak bermakna lagi.
Bila perubahan nilai dan daya beli terjadi
bersama-sama pengaruh keduanya terhadap kos historis harus ditunjukkan dalam pelaporan
keuangan. Untuk mengatasinya disebut secara umum sebagai akuntansi kos
sekarang/rupiah konstan.
Masalah Pemertahanan
Kapital
Laba adalah kenaikan kapital dalam suatu periode
yang dapat didistribusi atau dinikmati setelah kapital awal dipertahankan.
Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam
mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran,
dan jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai.
Masalah unit pengukur dalam perubahan harga berkaitan dengan skala pengukuran.
Masalah pemertahanan kapital dalam perubahan harga berkaitan dengan jenis
kapital yang harus dipertahankan yaitu finansial atau fisis.
Bila pengaruh perubahan harga seperti di atas tidak
diperhatikan, dalam keadaan perubahan harga menarik, perhitungan laba atas
dasar kos historis cenderung tersaji lebih. Hal ini disebabkan perubahan akibat
kenaikan harga atau untuk penahanan melekat pada angka laba. Angka laba yang
tersaji lebih dapat mengakibatkan distribusi laba yang melebihi jumlah yang
dapat menyisakan laba untuk mempertahankan kapital.
Model akuntansi untuk mengatasi masalah perubahan
harga adalah kos sekarang/capital fisis atau disebut akuntansi nilai pengganti
yang secara teknis sama dengan akuntansi kos sekarang. Perbedaanya terletak
pada penyajian dan interpretasi jumlah rupiah untuk mempertahankan capital
dalam statemen laba-rugi.
Pos-Pos Moneter dan
Nonmoneter
Berkaitan dengan perubahan harga, pos-pos statemen
keuangan dapat dikategori menjadi pos moneter dan nonmoneter.
Pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan
kewajiban moneter. Aset moneter adalah klaim untuk menerima kas di masa
mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti tanpa mengaitkan dengan harga masa
datang barang dan jasa tertentu.
Kewajiban moneter adalah keharusan untuk membayar
uang di masa mendatang dengan jumlah dan saat pembayaran yang sudah pasti.
Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan
perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli. Untung atau
rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos moneter dalam keadaan
daya beli berubah.
Pos-pos moneter berkaitan dengan masalah untung atau
rugi daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter berkaitan dengan untung atau rugi
penahanan.
Pos-Pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang
bersifat moneter yang juga terdiri atas aset nonmoneter dan kewajiban
nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang mengandung jumlah rupiah yang
menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah dengan berjalannya waktu atau
aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa atau manfaat fisis tanpa
memperhatikan perubahan daya beli.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk
menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan kuantitas tertentu
tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau potensi jasa
tersebut pada saat diserahkan. Implikasi perubahan harga terhadap pos
nonmoneter adalah terjadinya perbedaan nilai tukar antara saat pos-pos tersebut
diperoleh atau terjadi dan nilai tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan
pada akhir perioda. \
Pos-pos moneter berkaitan dengan untung atau rugi
daya beli sedangkan pos-pos nonmoneter dengan untung atau rugi penahanan.
Perubahan Harga
Harga merepresentasi nilai tukar barang dan jasa
pada suatu saat dalam suatu lingkungan ekonomik. Barang dan jasa dapat berupa
barang dan jasa antara yaitu berupa faktor produksi atau produk akhir (barang
dan jasa untuk konsumsi).
Harga masukan adalah harga faktor produksi dan harga
barang atau jasa antara yang diperoleh untuk tujuan diolah lebih lanjut. Harga
keluaran adalah harga barang dan jasa yang dijual sebagai produk perusahaan.
Pasar faktor produksi disebut pasar masukan dan pasar produk akhir disebut pasar
keluaran.
Secara umum, perubahan harga adalah perbedaan jumlah
rupiah untuk memperoleh barang atau jasa yang sama pada waktu yang berbeda
dalam pasar yang sama (masukan atau keluaran). Dari segi akuntansi, perubahan
harga adalah perbedaan antara kos tercatat suatu objek (pos) dan jumlah rupiah
yang menggambarkan nilai objek (pos) pada saat tertentu. Dari sudut perusahaan,
perbedaan harga masukan dan keluaran bukan merupakan perubahan harga tetapi
lebih merupakan laba yaitu kenaikan nilai ekonomik yang diharapkan karena
proses produksi.
Karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada
tiga jenis perubahan harga yaitu :
1) Perubahan
Harga Umum
Perubahan harga
umum yaitu perubahan karena inflasi atau daya beli. Terjadi perubahan meskipun
manfaat atau daya tukar barang sama. Perubahan harga umum mencerminkan kenaikan
atau penurunan nilai tukar satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli.
Perubahan tersebut dapat disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor
ekonomik seperti tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan
dengan tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara.
Penyebab lain adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran
barang dan jasa secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas
dasar tertentu. Perubahan harga umum ditandai oleh perubahan seluruh harga
barang dan jasa dengan tingkat dan arah yang sama.
·
Inflasi dan Daya Beli Uang
Indeks harga
dapat memberi gambaran perubahan tingkat harga dari waktu ke waktu. Perubahan
indeks harga merefleksi pula perubahan daya beli atau nilai tukar uang.
Kenaikan indeks harga berarti penurunan daya beli demikian pula sebaliknya.
Daya beli uang adalah kemampuan satuan uang pada saat tertentu untuk ditukarkan
dengan barang.
Gejala kenaikan
tingkat harga umum dari waktu ke waktu disebut inflasi. Inflasi ditunjukkan
oleh indeks harga umum yang cenderung menaik dari waktu ke waktu. Perubahan
relatif indeks harga dari perioda satu ke perioda berikutnya disebut dengan
laju inflasi.
·
Implikasi Akuntansi
Kos
berbagai objek yang diukur dengan satuan uang pada waktu yang berbeda-beda
sebenarnya merupakan jumlah rupiah yang tidak homogenus sehingga tidak dapat
dijumlahkan. Karena bersifat moneter, meretia sudah merefleksi kos atau harga
sekarang setiap saat atau pada tanggal pelaporan. Dengan adanya perubahan daya
beli, perusahaan kemungkinan akan mendapat untung atau menderita rugi karena
perusahaan menahan pos-pos moneter.
Untung
atau rugi daya beli pos moneter terjadi apabila perusahaan menahan aset moneter
atau mempunyai utang moneter dalam jangka waktu tertentu. Dalam kondisi
inflasi, menahan aset moneter akan menimbulkan rugi daya beli. Dalam kndisi
deflasi menahan aset moneter akan memberikan untung daya beli dan menahan
utang moneter akan mengakibatkan rugi daya beli.
·
Interpretasi Untung / Rugi Daya Beli
Jumlah
rupiah untung atau rugi daya beli merupakan informasi untuk membantu pemakai
dalam menentukan laba ekonomik perusahaan karena informasi tersebut berkaitan
dengan seberapa jauh kapital secara ekonomik harus dipertahankan.
Untung
daya beli penahanan utang dapat diperlakukan sebagai pengurangan aset yang
diperoleh dengan utang tersebut. Untung atau rugi daya beli pos moneter
lancar dapat dianggap terrealisasi pada saat pos aset moneter lancar diterima
uangnya atau pada saat utang moneter lancar dilunasi. Dari sudut pandang
perusahaan sebagai kesatuan usaha, untung atau rugi daya beli utang jangka
panjang dalam suatu perioda tidak mempengaruhi besarnya laba.
Dari
sudut likuiditas, untung atau rugi daya beli akan memberi informasi apakah
perusahaan dapat menjaga likuiditas operasinya. Dalam kondisi inflasi, tentu
saja modal kerja moneter akan cenderung menurun daya belinya.
2) Perubahan
Harga Spesifik
Perubahan
harga spesifik adalah perubahan harga barang tertentu karena nilai instrinsik
barang tersebut berubah sehingga nilai tukarnya juga berubah baik di pasar
masukan maupun pasar keluaran.
Perubahan
harga spesifik terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera
konsumer, perubahan teknologi di bidang teknik industri dan spekulasi atau
perubahan harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang
tersedia dalam masyarakat.
Perubahan
harga spesifik dalam pasar masukan akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
kos aset yang yang akhirnya mempengaruhi biaya bagi perusahan. Perubahan
harga spesifik dalam pasar keluaran akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
pendapatan perusahaan.
·
Implikasi Akuntansi
Dalam
akuntansi kos historis, perubahan harga spesifik ini tidak diperhatikan dan
dengan sendirinya perubahan ini akan tersembunyi dalam perhitungan laba.
Seandainya pengaruh perubahan harga spesifik tersebut dikeluarkan dari
perhitungan laba, pengaruh ini akan menjadi untung atau rugi penahanan.
·
Interpretasi Untung/Rugi Penahanan
Untung
penahanan merupakan informasi tentang jumlah rupiah untuk mempertahankan
kapital.
Dari
segi evaluasi kinerja manajemen, akuntansi kos sekarang sebenarnya memberi
informasi tentang kegiatan yang benar-benar merupakan upaya manajemen dan
kegiatan yang semata-mata hanya menahan aset dalam kaitannya dengan pengelolaan
kapital fisis. Laba operasi merupakan hasil kegiatan produktif,
sendangkan untung penahanan merupakan hasil kegiatan penahanan aset semata.
Laba operasi atas dasar kos sekarang merupakan pengukur efisiensi pengelolaan
dana atau kapital fisis perusahaan yang sebenarnya.
Dalam
kondisi harga yang menarik, biaya atas dasar kos sekarang yang dibebankan ke
pendapatan akan cenderung lebih tinggi daripada biaya historis karena itu laba
akan cenderung lebih kecil.
3) Perubahan
Harga Relatif
Perubahan
harga relatif mengukur tingkat penyimpanan perubahan harga barang atau jasa
tertentu terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang
dan jasa. Perubahan harga relatif adalah perubahan harga setelah pengaruh
perubahan daya beli dikeluarkan atau diperhitungkan.
Kalau
unit moneter dihomogenuskan dengan indeks harga umum, statemen laba-rugi akan
menggambarkan laba real secara ekonomik. Pengaruh perubahan harga relatif tidak
dapat terungkapkan secara penuh kalau penyesuaian tidak dilakukan baik untuk
perubahan harga spesifik maupun untuk perubahan harga umum. Model akuntansi
yang memperhitungkan pengaurh perubahan harga relatif sebenarnya merupakan
bastar atau hibrida antara model akuntansi daya beli konstan dan akuntansi kos
sekarang. Model hibrida tersebut disebut akuntansi kos sekarang daya beli
konstan.
Akuntansi Daya Beli Konstan
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah
mempertahankan kapital atas dasar daya beli.
Ø Pemilihan
Indeks Harga untuk Konversi
Untuk
dapat menyajikan statemen keuangan berbasis daya beli, data kos historis harus
dikonversi menjadi kos daya beli pada saat pelaporan. Untuk menyusun statemen
keuangan lengkap dalam daya beli, semua pos baik neraca atau laba-rugi harus
dikonversi. Bila indeks rata-rata digunakan dan pos-pos laba rugi terjadi
secara merata selama perioda, rupiah daya beli yang didapat untuk suatu pos
biasanya hampir sama dengan jumlah rupiah nominalnya.
Ø
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang biasanya diajukan untuk
mendukung penyajian informasi daya beli konstan adalah :
1)
Akuntansi daya beli konstan menjadi
angka akuntansi lebih bermakna
2)
Dengan akuntansi daya beli konstan,
pembandingan antarperioda akan memberikan informasi yang lebih bermakna
daripada pembandingan atas dasar rupiah nominal
3)
Pembandingan data antarperusahaan juga
akan menjadi lebih berarti dan informatif
4)
Akuntansi daya beli konstan akan
menghasilkan informasi laba atas dasar konsep mempertahankan kapital
5)
Pejabat pemerintah sudah terbiasa
menganalisis data keuangan atas dasar nilai real, sehingga pelaporan keuangan
perusahaan dengan menggunakan rupiah nominal kemungkinan dapat menyebabkan
kebijakan pemerintah yang merugikan perusahaan
6)
Akuntansi daya beli konstan merupakan
sarana mengeluarkan pengaruh perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau
mengganti struktur akuntansi yang sudah berjalan.
7)
Akuntansi daya beli konstan dapat
mengatasi atau meniadakan sama sekali metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk
menanggulangi perubahan harga secara parsial atau secara pos per pos
Beberapa
keberatan dan kelemahan terhadap akuntansi daya beli konstan adalah :
1.
Akuntansi daya beli konstan mendasarkan
diri pada data kos historis sehingga kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos
historis tidak seluruhnya dapat dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya
beli konstan belum memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik
2.
Manfaat informasi tambahan kemungkinan
besar tidak sepadan dengan kos untuk menyusun statemen keuangan daya beli
konstan
3.
Acapkali stateman keuangan daya beli
konstan diinterpretasi secara keliru sebagai informasi tentang nilai sekarang
padahal informasi yang disajikan oleh akuntansi daya beli konstan bukan
merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat direalisasi, atau bahkan nilai
diskonan
4.
Untung rugi daya beli tidak mempunyai
makna atau interpretasi yang jelas atau intuitif.
5.
Acapkali indeks yang digunakan untung
menghomogenuskan unit pengukur tidak mewakili perubahan daya beli yang
terkandung dalam aset perusahaan sehingga hasil perhitungan akuntansi daya beli
konstan diragukan keterandalannya.
Ø Kapital
Daya Beli
Kapital daya
beli sebenarnya merupakan kapital finansial. Kapital finansial, laba terjadi
dari kenaikan jumlah rupiah kapital tanpa memperhatikan wujud kapital tersebut.
Kapital daya beli adalah jumah rupiah kapital finansial yang telah dikonversi
menjadi daya beli.
Akuntansi
Kos Sekarang
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba
suatu perioda dengan mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar
kapasitas operasi atau kemampuan untuk menyediakan barang dan jasa dengan
kuantitas yang sama dengan kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya.
Dasar Pengukuran Kos
Sekarang
1) Kos
Pengganti
Penekanan
diletakkan pada kos pengganti aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang
sejenis atau sama fungsinya. Kos pengganti ini, secara konseptual laba perioda
akan terjadi atas dua unsur yaitu : (1) laba operasi dan (2) untung atau rugi
penahanan akibat perubahan harga relatif.
FASB memberi
pedoman pengukuran fasilitas fisis yang sudah terpakai dengan cara berikut :
a. Mengukur
kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang sama
dengan potensi jasa fasilitas pada waktu dibeli perusahaan dan menguranginya
dengan depresiasi yang diperhitungkan atas dasar kos baru sesuai metoda yang
sama
b. Mengukur
kos sekarang suatu fasilitas fisis beka yang sama umum dan kondisinya dengan
aset yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan
c. Mengukur
kos sekarang suatu fasilitas fisis baru yang mempunyai potensi jasa yang
berbeda dengan yang sekarang dikuasai/dimiliki perusahaan dan menyesuaikan kos
baru tersebut terhadap perbedaan-perbedaan nilai potensi jasa akibat perbedaan
umur, kapasitas, kualitas jasa dan kos pemeliharaan/pengoperasian.
2) Nilai
Jual Sekarang
Kos
sekarang aset diukur atas dasar harga aset senandainya pada saat sekarang
perusahaan memilih untuk menjual aset tersebut alih-alih memakainya untuk
operasi. Nilai jual sekarang berarti jumlah rupiah pendapatan yang dapat direalisasi
seandainya aset dijual sekarang.
3) Nilai
Terrealisasi Harapan
Pendekatan
ini sama dengan nilai jual sekarang hanya pengukuran dilakukan atas dasar nilai
sekarang aliran kas masa datang yang diterima dari aset atau dibayar untuk aset
atau utang bersangkutan.
Nilai
penggunaan adalah nilai sekarang aliran kas di masa mendatang yang diharapkan
akan diterima dari penggunaan aset oleh perusahaan. Nilai pasar sekarang adalah
jumlah rupiah kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat diperoleh dari
penjualan suatu aset dikurangi dengan biaya penjualan yang terlibat dalam
proses penjualan aset tersebut.
4) Kos
sekarang dan Pemertahanan Kapital
Akuntansi
kos sekarang dilandasi konsep mempertahankan kapital. Perubahan harga aset yang
ditahan selama suatu perioda menimbulkan untung atau rugi penahanan.
Untuk kapital
finansial untung atau rugi ini akan diperhitungkan dalam penentuan laba perioda
sebagai untung terrealisasi. Perbedaan utama antara konsep mempertahankan
kapital fisis dan kapital finansial adalah bahwa dalam mempertahankan kapital
fisis, untung atau rugi penahanan tidak dimasukkan sebagai komponen laba
perioda tetapi diperlakukan sebagai penyesuai ekuitas pemegang saham.
Sumber Informasi dan Teknik Pengukuran penentuan kos
sekarang
1)
Pengindeksan (Indexation)
Sumber
informasi dapat berupa (1) indeks harga yang dihasilkan pihak eksternal untuk
kelompok barang atau jasa yang diukur atau (2) indeks harga yang dihasilkan
sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan historis untuk kelompok barang
ataujasa yang diukur
2)
Penghargaan Langsung (Direct Pricing)
Informasi dari luar berupa (1)
harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari penjual barang atau jasa (price
list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3) kos produksi standar yang
menggambarkan kos sekarang.
3)
Pengkosan Unit (Unit Costing)
Teknik
ini digunakan untuk menaksir kos reproduksi suatu barang. Teknik ini digunakan
untuk barang tau jasa yang tidak mempunyai pasar keluaran atau barang yang
bersifat khusus (tidak standar).
4)
Penghargaan fungsional (Functional
Pricing)
Teknik
ini digunakan untuk menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau
pemrosesan dan bukanya suatu aset secara individual atau kelompok aset yang
masing-masing berdiri sendiri.
Keunggulan dan Kelemahan
Argumen yang diajukan untuk mendukung disediakannya
informasi kos sekarang :
1) Tindakan
manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan dalam keputusan
yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan harga di masa
datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan.
2) Akuntansi
kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan sehingga dapat
memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga terhadap profitabilitas
perusahaan yang sesungguhnya.
3) Informasi
kos sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk menjaga
kapasitas operasi sekaligus untuk membagi dividen.
4) Neraca
atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang yang lebih
realistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
5) Akuntansi
kos sekarang akan memberikan informasi tentang efisiensi suatu perusahaan yang
lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna dengan perusahaan
lain.
6) Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang
mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar
perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.
Kritik
umum yang ditujukan terhadap akuntansi kos sekarang :
a. Belum
ada definisi yang tegas dan tunggal tentang apa yang dimaksud aset pengganti
dan bagaimana aset tersebut diukur.
b. Akuntansi
kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya beli uang.
c. Konsep
mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang sebenarnya bukan
merupakan fungsi akuntansi atau laporan tetapi fungsi manajemen.
d. Kerumitan
penyususunan informasi kos sekarang sebagai pelengkap tidak sepadan dengan
manfaat yang diperoleh.
Akuntansi
Hibrida
Akuntansi daya beli konstan berusaha untuk mengatasi
masalah unit pengukur tidak stabil sedangkan akuntansi kos sekarang berusaha
untuk mengatasi masalah panilaian.
Perbedaan Akuntansi Daya Beli Konstan dan Kos
Sekarang
Akuntansi Daya Beli Konstan
a.
Mengatasi masalah unit pengukur.
b.
Merevisi atau merevaluasi aset moneter
pada akhir perioda.
c.
Menggunakan indeks harga umum karena
sasaeannya perubahan umum.
d.
Mengabaikan untung atau rugi penahanan
pada saat revaluasi.
e.
Mengungkapkan untung atau rugi daya beli
atas aset monoter reto.
f.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih
bermakna sebagai penyesuai kapital daripada komponen laba dalam rangka
pemertahanan kapital.
Akuntansi Kos Sekarang
1.
Mengatasi masalah penilaian.
2.
Merevisi atau merevaluasi aset
nonmoneter secara terus menerus.
3.
Menggunakan indeks harga spesifik karena
sasarannya perubahan harga spesifik.
4.
Mengabaikan untung atau rugi daya beli.
5.
Mengungkapkan untung atau rugi penahanan
atas aset nonmoneter neto.
6.
Untung atau rugi sebagai selisih lebih
bermakna sebagai komponen laba daripada penyesuai kapital dalam rangka
pemertahanan kapital.
Standar Akuntansi Perubahan Harga
Dengan dikeluarkannya SFAS No. 89, FASB telah
mengubah status pelaporan informasi perubahan harga dari wajib menjadi anjuran.
Secara autoritatif pengungkapan informasi perubahan harga setelah SFAS
No. 89 sebenarnya bersifat sukarela. Standar akuntansi perubahan harga dalam
profesi akuntansi di Amerika memang mempunyai riwayat yang agak unik. Standar
yang cukup penting yang berpautan dengan pembahasan dalam bab ini adalah SFAS
No. 33, No. 82 (1984), dan terakhir No. 89 (1986).27
·
SFAS No. 33
Semula melalui
SFAS No. 3, FASB mewajibkan informasi pelengkap atas pengaruh inflasi dan
perubahan harga spesifik dalam laporan tahunan. SFAS No. 33 tidak menuntut
penyajian komprehensif statemen keuangan atas dasar kos sekarang atau daya beli
kostan tetapi hanya mewajibkan pengungkapan sebagian informasi yang membantu
pemakai untuk mengevaluasi pengaruh perubahan harga.
Untuk akuntansi
daya beli konstan, butir-butir minimum yang harus diungkapkan adalah :
1. Informasi
tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar daya beli
konstan.
2. Untung
atu rugi daya beli atas pos-pos moneter neto untuk tahun berjalan.
Dalam SFAS No. 33, FASB menetapkan informasi minimal
yang harus diungkapkan atas dasar kos sekarang sebagai berikut :
1. Informasi
tentang laba dari operasi berlanjut untuk tahun berjalan atas dasar kos
sekarang.
2. Jumlah
rupiah kos sekarang sediaan dan fasilitas fisis pada akhir tahun.
3. Untung
dan rugi perusahaan selama tahun berjalan untuk sediaan dan fasilitas fasis.
·
SFAS No. 82
FASB
menerbitkan SFAS No. 82 yang isinya meniadakan beberapa pengungkapan yang
sebelumnya diatur dalam SFAS No. 33. Standar baru ini meniadakan atau
membatalkan ketentuan untuk mengungkapkan informasi daya beli konstan.
·
SFAS No. 89
SFAS
No. 89 tidak lagi mewajibkan (to require) pengungkapan pengaruh perubahan harga
sebagai informasi pelengkap tetapi sangat menganjurkan (to encourage)
pengungkapan tersebut.
Model Akuntansi dan Implementasinya
Standar pelaporan perubahan harga menyangkut empat
model yaitu:
1) akuntansi
kos historis
2) akuntansi
daya beli konstan
3) akuntansi
kos sekarang
4) akuntansi
kos sekarang/daya beli konstan.
Suatu model akuntansi perubahan harga ditentukan
oleh kombinasi tiga faktor:
1.
Dasar penilaian
2.
Skala pengukuran
3.
Jenis Kapital
Model
1. Berbasis kos historis dengan skala pengukuran nomimal untuk capital bersifat
financial.
Model
2. Besarnya untung atau rugi daya beli suatu periode ditentukan oleh indeks
harga yang dipilih sebagai basis
Model
3. Kos sekarang sebenarnya adalah kos sekarang pada saat penjualan.
Model
4. Model ini merupakan model hibrida yaitu penggabungan akuntansi daya
beli konstan dan akuntansi kos sekarang yang semula berdiri
sendiri.
Model
5. Model ini sama dengan model 3 tetapi jenis capital yang diukur adalah fisis
Model
6. Laba yang didistribusi sama dengan model 5. Perbedaannya terletak pada unit
pengukur yang berubah dan diperhitungkannya rugi daya beli dan besarnya jumlah
penyesuaian capital fisis untuk mempertahankan kapital
Model
7. Model ini tidak berbeda dengan kos sekarang hanya kos sekarang didefinisi
sebagai harga jual sehingga laba dimaknai sebagai aliran kas bersih masa datang
baik yang telah terealisasi maupun belum.
Model
8. Model ini merupakan pengembangan model 7 dengan memasukkan unsur perubahan
daya beli dalam hitungan laba sehingga semua angka rupiah dikalikan dengan indeks
yang sesuai
E.
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Sejumlah negara memiliki perbedaan yang sangat besar
dalam praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, sistem hukum dan undang-undang,
sifat dan ruang lingkup risiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.
Perbedaan ini berarti alat-alat analisis yang sangat efektif di satu wilayah
menjadi kurang efektif diwilayah lain. Para analisis juga sering menghadapi
tantangan besar untuk memperoleh informasi yang kredibel. Di kebanyakna pasar
berkembang, para analisis keuangan sering memiliki tingkat keyakinan atau
keandalan yang terbatas.
Analisis dan penilaian keuangan internasional
ditandai dengan banyaknya kontrakdiksi. Disatu sisi, begitu cepatnya proses
harmonisasi standar akuntansi telah mengarah pada semakin meningkatnya daya
banding informasi keuangan di seluruh dunia. Analisis strategi bisnis merupakan
langkah penting pertama dalam analisis pelaporan keuangan. Analisis ini memberi
pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan
ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong laba dan resiko usaha yang
utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analisis untuk
membuat peramalan yang realitis.
Globalisasi pasar modal, kemajuan dalam tekologi
informasi dan kompetisi antar pemerintah nasional, bursa efek dan
perusahaan-perusahaan untuk menarik investor, dan kegiatan perdangan yang
meningkat masih terus berlanjut. Secara bersama-sama kekuatan ini memberikan
insentif bagi perusahaan untuk memperbaiki praktik pelaporan keuangan eksternal
mereka.
Globalisasi dan perbaikan dalam akuntansi dan
pengungkapan internasional yang masih berlanjut mengaburkan perbedaan antara
analisis keuangan lintas batas dan dalam suatu wilayah.
1)
Kesulitan-Kesulitan Analisis Strategi
Bisnis Internasional Dengan Strategi Dasar Untuk Pengumpulan Informasi
·
Analisis Strategi Bisnis Internasional
Analisis
dan penilaian keuangan internasional ditandai dengan banyaknya kontradiksi.
Disatu sisi, begitu cepatnya proses harmonisasi standar akuntansi telah
mengarah pada semakin meningkatnya daya banding informasi keuangan di seluruh
dunia.
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Analisis strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya. Dengan mengidentifikasi faktor pendorong laba dan resiko usaha yang utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis
internasional:
a) Ketersediaan
informasi
Analisis strategi
usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena kurang andalnya
informasi mengenai perkembangan makro ekonomi. Memperoleh informasi mengenai
industry juga sukar dilakukan di banyak Negara dan jumlah serta kualitas
informasi perusahaan sangat berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus
mengenai perusahaan sangat rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak
perusahaan besar yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar
negeri telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke
prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan keuangan
internasional.
b) Rekomendasi
untuk melakukan analisis
Keterbatasan
data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan menggunakan
metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali sering dilakukan
perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan bagaimanan industry dan
perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya di Negara-negara pasar
berkembang.
2)
Langkah-Langkah Analisis Akuntansi
Tujuan
analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang dilaporkan
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu untuk mengevaluasi
kebujakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis sifat dan ruang lungkup
fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para manajer perusahaan diperbolehkan
untuk membuat banyak pertimbangan yang terkait dengan akuntansi, karena
merekalah yang tahu lebih banyak mengenai kondisi operasi dan keuangan
perusahaan mereka. Laba yang dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar
evaluasi kinerja manajemen mereka.
Langkah-langah
dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:
·
Identifikasikan kebijakan akuntansi
utama
·
Analisis fleksibilitas akuntansi
·
Evaluasi strategi akuntansi
·
Evaluasi kualitas pengungkapan
·
Indentifikasikan potensi terjadinya
masalah
·
Buatlah penyesuaian atas distorsi
akuntansi.
3)
Pengaruh Analisis Akuntansi Terhadap
Akuntansi Antar Negara Dan Kesulitannya Dalam Memperoleh Informasi Yang
Diperlukan
Analisis
keuangan mencakup berbagai wilayah yuridiksi. Sebagai contoh, seorang analis
mungkin beberapa kali melakukan studi terhadap sebuah perusahaan yang berada di
luar Negara asalnya atau membandingkan perusahaan yang berasal dari dua Negara
atau lebih. Sejumlah Negara yang memilki perbedaan yang sangat besar dalam
praktik akuntansi, kualitas pengungkapan, system hukum dan undang undang, sifat
dan ruang lingkup resiko usaha, dan cara untuk menjalankan usaha.
Perbedaan
ini berarti alat analisis yang sangat efektif di satu wilayah menjadi kurang
efektif di wilayah lain. Para analis juga sering menghadapi tantangan besar
untuk memperoleh informasi yang kredibel. Di kebanyakan Negara pasar yang
berkembang, para analis keuangan sering memiliki tingkat keyakinan atau
keandalan yang terbatas.
4)
Mekanisme Untuk Mengatasi Perbedaan
Prinsip Akuntansi Antar Negara
Dalam
mengatasi perbedaan prinsip Akuntansi Antar Negara dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan seperti:
a)
Beberapa analis menyajikan ulang ukuran
akuntansi asing menurut sekelompok prinsip yang diakui secara internasional,
atau sesuai dengan dasar lain yang lebih umum.
b)
Beberapa yang Lain mengembangkan
pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi di sekelompok negara tertentu dan
membatasi analisis mereka terhadap perusahaan perusahaan yang berlokasi di
Negara Negara tersebut.
Kesulitan
Memperoleh Informasi Akuntansi Internasional
Dalam memperoleh data Akuntansi Internasional
terdapat beberapa kesulitan, antara lain:
a) Penyesuaian
depresiasi Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu
diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
b) Penyesuaian
persediaan LIFO ke FIFO Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO
c) Cadangan
Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran
untuk menghapus beban.
d) Reformulasi
Laporan Keuangan Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa
perhitungan pada point-point tsb di atas.
5)
Kesulitan Dan Kelemahan Dalam Analisis
Laporan Keuangan Internasional
·
Akses Informasi
Informasi
mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara lugas dalam
beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang tak terhitung
banyaknya muncul melalui World Wide Web. Perusahaan di seluruh dunia saat ini
memiliki sites Web dan laporan tahunannya tersedia secara cuma-cuma dari
berbagai sumber interact dan lainnya.
Sumber
informasi lain yang juga berharga adalah (1) publikasi pemerintah, (2) organisasi
riset ekonomi, (3) organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-bangsa,
(4) organisasi akuntansi, audit, dan pasar surat berharga.
·
Ketepatan Waktu Informasi
Ketepatan
waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan
siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi berbeda-beda di tiap negara.
Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pem¬baca laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan-pe¬rusahaan yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah-ubah. Agar penilaian yang dilakukan dapat bermakna, diperlukan penyesuaian terus-menerus atas jumlah yang di-laporkan, dengan menggunakan alat yang konvensional ataupun tidak konvensional.
Perbedaan dalam ketepatan waktu informasi akuntansi menambah beban para pem¬baca laporan keuangan perusahaan asing. Beban ini semakin besar untuk perusahaan-pe¬rusahaan yang memiliki lingkungan yang senantiasa berubah-ubah. Agar penilaian yang dilakukan dapat bermakna, diperlukan penyesuaian terus-menerus atas jumlah yang di-laporkan, dengan menggunakan alat yang konvensional ataupun tidak konvensional.
·
Pertimbangan Mata Uang Asing
Akun-akun yang
berdenominasi dalam mata uang asing membuat para analis menghadapi dua jenis
permasalahan yaitu :
1) Berkaitan
dengan kemudahan pembaca
2) Menyangkut
isi informasi.
Sebagian besar perusahaan di seluruh dunia menetapkan
denominasi akun-akun keuangannya dalam mata uang domisili nasional mereka. Bagi
seorang pembaca dari AS yang terbiasa dengan dolar, analisis akun-akun yang
dinyatakan dalam euro dapat menimbulkan kebingungan. Jawaban yang umum untuk
mengatasinya adalah dengan mentranslasikan saldo-saldo dalam mata uang asing ke
dalam mata uang domestik.
Apabila laporan yang telah ditranslasikan memberikan
kemudahan bagi para pembaca dalam melihat akun-akun mata uang asing dalam suatu
mata uang yang telah dikenal umum, maka dapat timbul gambaran yang sebenarnya
mengalami distorsi. Secara khusus, perubahan kurs valuta asing dan prosedur
akuntansi secara bersamaan sering kali menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata
uang domestik yang bertentangan dengan peristiwa yang mendasarinya
.
6)
Penggunaan Website Untuk Memperoleh
Informasi Penelitian Perusahaan
a)
Mayoritas perusahaan memiliki Web site
tersendiri dan mayoritas memanfaatkan homepage mereka untuk menginformasikan
informasi keuangan terutama laporan keuangan pokok yaitu neraca dan laba rugi.
Tidak banyak, kurang dari 40% perusahaan yang memberikan informasi keuangan
tambahan (catatan atas laporan keuangan, pendapat auditor dan analisis
manajemen).
b)
Mayoritas perusahaan hanya memberikan
duplikasi informasi atau sebagian dari informasi hard copy laporan historis
yang diubah dalam bentuk hypertext atau format pdf.
c)
Tidak banyak perusahaan yang benar-benar
memanfaatkan fitur-fitur Internet secara optimal. Hal ini terbukti, kurang dari
10% dari perusahaan sampel yang menyampaikan informasi mengenai pergerakan
saham. Disamping itu, meskipun mayoritas home page menampilkan press release,
tetapi kurang dari 35% yang melakukan update atas informasi yang
ditampilkan.
d)
Mayoritas perusahaan telah menggunakan
teknologi yang cukup maju. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan menampilkan
informasi (94%), penggunaan aplikasi JAVA untuk mempercantik tampilan,
penggunaan hyperlinks dan external links dalam home pagenya. Disamping itu,
mayoritas tampilan (interface) dari perusahaan sampel sudah terstruktur dengan
baik.
F.
EKSPOSUR
DAN AKUNTANSI VALAS
Eksposur akuntansi adalah mengukur seberapa jauh
laporan keungan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi
kurs valas. Eksposur ini muncul karena adanya kebutuhan untuk mengkonversi
laporan keuangan dari operasi perusahaan di luar negeri yang menggunakan mata
uang local ke dalam mata uang Negara asal untuk tujuan konsolidasi dan
pelaporan. Laporan keuangan konsolidasi umumnya digunakan oleh manajemen
perusahaan untuk menilai kinerja perusahaan afiliasi di luar negeri. Bila kurs
valas berubah sejak periode pelaporan sebelumnya, maka translation atau
penilaian ulang atas asset, utang, penerimaan, biaya, laba, dan rugi yang
didenominasi dalam valas akan menyebabkan laba/rugi valas.
1) Eksposur
Valas
Eksposur
valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus
kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs.
Eksposur valas secara konvensional diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
- Eksposur
translasi atau eksposur akuntansi
- Eksposur
transaksi
- Eksposur
ekonomi atau eksposur operasi
Eksposur translasi didefinisi sebagai potensi
peningkatan atau penurunan nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang
dilaporkannya, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan
keuangan konsolidasian periode sebelumnya. Tujuan dari translasi adalah
membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan
mengubah anka laporan kedalam sebuah valuta perusahaan induk.
Eksposur transaksi berkaitan dengan sensitifitas
arus kas kontraktual perusahaan yang dinyatakan dalam valas terhadap perubahan
kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi
dapat timbul karena transaksi berikut ini :
· Membeli
atau menjual barang/jasa secara kredit yang harganya secara kesepakatan
dinyatakan dalam valas
· Meminjam
atau meminjamkan dana dalam valas
· Terikat
dalam kontrak utnuk membeli atau menjual valas pada tanggal tertentu dimasa
mendatang
· Transaksi
ekonomi yang lain untuk memperoleh asset atau mendapatkan uang yang dinyatakan
dalam valas
Eksposur ekonomi didefinisi sebagai tingkat sejauh
mana nilai perusahaan aka dipengaruhi oleh perubahan kurs yang tidak diharapkan
(perhitungkan).perencanaan untuk eksposur ekonomi melibatkan seluruh organisasi
(tidak seperti eksposur translasi dan eksposur transaksi yang hanya melibatkan
bendahara dan manajer akuntansi) karena eksposur ekonomi mempengaruhi interaksi
strategi-strategi yang benar-benar meliputi seluruhbidang fungsional
perusahaan, yaitu berupa akuntansi, keuangan, marketing, personalia, dan
produksi.
2) Akuntansi
Valas
Akuntansi
Transaksi Valas Dalam transaksi valas salah satu isu akuntansinya adalah
bagaimana transaksi tersebut harus dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal
terjadinya transaksi dan pada saat penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai,
terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus dicatat dengan menggunakan kurs
pada tanggal transaksi( spot exchange rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada
2 lagi isu akuntansi yang muncul, salah satunya adalah bagaimana melaporkan
penyesuaian kurs pada tanggal pelaporan keuangan.
Ada 2 pandangan
mengenai apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau
2 buah transaksi :
a) Pendekatan
Transaksi Tunggal
Pandangan dalam Pendekatan ini yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu
transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan
pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian
esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
b) Pendekatan
Transaksi Ganda
Dalam pendekatan ini utang dan
piutang dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari
transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam
pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal
penyelesaian transaksi.
Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit
menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs
pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat
mengenai hal ini: - pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan
keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau
tanggal penyesuaian. - Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs
tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada
tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi
kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal penyelesaian.
Ada 4 metode untuk
menstralai valas yaitu:
1) Metode
Current Rate
Pada metode ini
semua item neraca ( kecuali modal)ditranslasi pada kurs sekarang, Sedangkan
akun modal saham dan agio modal ditranslasi pada kurs historis. Pada metode ini
laba dan rugi translasi valas tidak mempengaruhi laporan hasil usaha, serta
tidak memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang atau lama waktu atau
durasi.
2) Metode
Temporal
Pada metode ini,
basis pengukuran asset atau kewajiban menentukan besarnya kurs yang digunakan
dalam translasi dan Sebagian besar pendapatan dan biaya ditranslasi dengan kurs
rerata perode terkait. Metode ini dapat digunakan untuk setiap basis ukuran(
kos historis, harga pengganti sekarang atau haraga pasar sekarang).
3) Metode
Current/ Non-Current
Prinsip-prinsip
yang mendasari adalah asset dan utang harus ditranslasi berdasarkan saat jatuh
temponya. Serta berbasis pada klasifikasi aktifa dan utang yang sepenuhnya
tidak berkaitan dengan pengaruh ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap aktifa dan
utang.
4) Metode
Moneter / Non-Moneter
Semua item
moneter sperti ( kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah perusahaan anak
diluar negeri ditranslasi pada tariff kurs sekarang, karena metode ini
berpersepsi bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs. Sebagian
besar item laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk periode
tersebut.
Sumber :
·
AICPA, 1994 ‘Improving Business Reporting – A Customer
Focus’ New York: Report of the AICPA Special Committee on Financial Reporting
·
Baldwin, A.A. & Williams, S.L.M., 1999 ‘The Future
of Intelligent Internet Agents in European Financial Reporting’ The European
Accounting Review, Vol. 8, Iss. 2, pp. 303 – 319
·
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek.
2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
·
Sunyoto Danang, Sunardi. 2011. Akuntansi
Internasional. Yogyakarta : Amara Books
Tidak ada komentar:
Posting Komentar