Nama : Elsa Restiyanti
Kelas : 3 eb 22
NPM :
22210345
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2 (softskill)
A. Pengertian
Penalaran Induktif
Metode penalaran induktif adalah adalah
suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik
dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum.
Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif.
Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep
secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan
tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori
bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi. Ada beberapa jenis penalaran induksi, yaitu :
1.
Generalisasi
Generalisasi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual
untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua
fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku
umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa –
peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum.
Contoh dari generalisasi adalah :
Kambing adalah hewan pemakan rumput
Kuda adalah hewan pemakan rumput
Sapi adalah hewan pemakan rumput
Generalisasi : Semua hewan berkaki empat
adalah hewan pemakan rumput
Proses generalisasi ini terkadang salah
atau bersifat lemah, karena tidak semua hewan berkaki empat adalah hewan
pemakan rumput , sehingga perlu spesifikasi lebih khusus agar mendapatkan
generalisasi yang kuat, seperti : semua hewan pemamah biak adalah hewan pemakan
rumput.\
Generalisasi
dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu :
a) Generalisasi
Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna)
Sebuah
generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,
sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya.
Contoh :
Hampir seluruh orang di
Indonesia menderita sakit magh.
Generalisasi yang tidak sempurna juga
dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur
pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah
sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan
hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
b) Generalisasi
Dengan Loncatan Induktif (Generalisasi sempurna)
Dalam loncatan induktif suatu fenomena
belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan
dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian
loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi
kepada suatu generalisasi yang jauh melampaui kemungkinan yang diberikan oleh
ebidensi itu.
2.
Analogi
Analogi
yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya
kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang
diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa
pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.
Tujuan
Analogi :
-
Meramalkan kesamaan
-
Menyingkap kekeliruan
-
Menyusun sebuah
klasifikasi
Contoh :
Untuk
menjadi seorang penari professional atau ternama dibutuhkan latihan yang rajin
dan ulet. Demikiannya dengan seorang atlit untuk dapat menjadi atlit
professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Oleh
karena itu untuk menjadi seorang penari maupun seorang atlit diperlukan latihan
yang rajin dan ulet.
3.
Kausal
Kausal
adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi
sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya ,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri,
pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati
Tujuan
Kausal :
Tujuan kausal terdapat
dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a) Sebab-akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B. Dapat juga berpola A menyebabkan B, C, dan
seterusnya. Jadi efek atau akibat dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab
kadang lebih dari satu. Sebagai contoh seorang pegawai tidak datang rapat dapat
kita perkirakan bahwa pegawai tersebut mungkin datang telat, kecelakaan di
jalan, atau terkena macet.
b) Akibat- Sebab
Akibat-sebab
ini dapat kita lihat peristiwa seseorang yang terjatuh. Terjatuh merupakan
akibat dan terluka merupakan sebab. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis ini,
peristiwa sebab merupakan simpulan.
c) Akibat-Akibat
Akibat-akibat
adalah suatu pernalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada “akibat” yang lain.
Contohnya sebagai berikut :
Ketika pulang bekerja,
Ayah melihat air kali meluap. Ayah langsung menyimpulkan bahwa gang di rumah
banjir.
4. Hipotesa
Hipotesa
adlaah kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta
tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta lebih lanjut
5. Teori
Teori
adalah azas yang umum dan abstrak yang diterima secara ilmiah dan
sekurang-kurangnya dapat dipercaya untuk menerangkan fenomena yang ada.
6. Salah
Nalar
Salah
nalar adalah kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan
kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid.
Referensi
Online :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar