Kelas : 4eb22
NPM : 22210345
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional (softskill)
A. DISCLOSURE
Pengertian
Disclosure
Kata Disclosure
memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan
dengan data, Disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak
yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena
apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari pengungkapan (Disclosure) tersebut
tidak akan tercapai.
Apabila dikaitkan
dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan
harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas
suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas,
lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi
yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Tiga konsep
pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Pengungkapan
yang cukup (Adequate)
Disclosure
yang minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak
menyesatkan.
2. Wajar
(Fair Disclosure)
Tersirat
tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang
merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3. Lengkap
(Full)
Berarti
penyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure
berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat.
Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian informasi
dengan detail terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi yang penting
dan membuat laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang
paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup
(Adequate).
Pengungkapan
(Disclosure) dalam Laporan Keuangan
Tujuan yang positif
dari Disclosure adalah untuk memberikan informasi yang penting dan relevan
kepada para pemakai laporan keuangan, sehingga dapat membantu mereka dalam
membuat keputusan dengan cara yang terbaik. Ini berarti bahwa informasi yang
tidak material atau relevan harus diabaikan apabila kita mengaharapkan bahwa
informasi yang disajikan itu mempunyai makna dan dapat dimengerti.
Sejalan dengan tujuan
dasar akuntansi, salah satu tujuan yang dicapainya adalah penyajian informasi
yang cukup sehingga perbandingan dari hasil yang diharapkan dapat dilakukan.
Kemungkinan membandingkan (comparability) dapat dicapai dengan dua cara, yaitu
:
1. Dengan
Penyajian Disclosure yang cukup mengenai bagaimana angka-angka akuntansi diukur
dan dihitung.
2. Dengan
memberikan kemungkinan kepada investor untuk melakukan rangkai dari berbagai
masukan kedalam decision models-nya.
Laporan keuangan
perusahaan ditujukan kepada pemegang saham, investor, dan kreditur. Disamping
ketiga pihak tersebut, pengungkapan juga diberikan kepada pegawai, konsumen,
pemerintah dan masyarakat umum, tetapi pihak-pihak ini dipandang sebagai
penerima kedua dari laporan keuangan dan bentuk-bentuk lain pengungkapan.
Masalah yang
berkaitan dengan seberapa banyak informasi perlu disajikan dalam laporan
keuangan sangat dipengaruhi oleh tujuan pelaporan keuangan. Dalam SFAC No. 1
FASB (1980) menyebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi
dari laporan keuangan. Dengan kata lain cakupan pelaporan keuangan adalah lebih
luas dibandingkan dengan laporan keuangan.
Tujuan pelaporan
keuangan yang terdapat dalam SFAC No.1 adalah sebagai berikut :
Pelaporan keuangan memberikan
informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor dan pemakai lainnya dalam
mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa lainnya secara rasional.
Informasi tersebut bersifat komprehensif.
Pelaporan keuangan
memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya
dalam menilai jumlah, pengakuan dan ketidak pastian tentang penerimaan kas
bersih yang berkaitan dengan perusahaan.
Pelaporan keuangan memberikan
informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, kalim terhadap
sumber-sumber tersebut dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi mengubah
sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut.
Pelaporan keuangan
menyediakan informasi tentang hasil usaha suatu perusahan selama periode
tertentu. Pelaporan
keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan
membelanjakan kas, pinjaman dan pembayarannya, transaksi modal, termasuk
deviden dan distribusi lainnya terhadap sumber ekonomi perusahaan kepada
pemilik serta faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi
perusahaan.
Pelaporan keuangan
menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakain sumber ekonomi
yang dipercayakan kepadanya.
Pelaporan keuangan menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.
Dari tujuan pelaporan
diatas apabila transaksi/peristiwa memenuhi kriteria tertentu, maka
transaksi/peristiwa tersebut akan disajikan sebagai bagian dari laporan
keuangan dasar (utama) yaitu, disajikan dalam Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Modal.
Kriteria
untuk mengakui teransaksi atau peristiwa tertentu dalam laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
1. Definisi
(
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen laporan keuangan.
2. Keterukuran
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang tinggi.
Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur jumlahnya dengan reliabilitas yang tinggi.
3. Relevansi
Informasi yang terdapat dalam pos tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan keuangan.
Informasi yang terdapat dalam pos tersebut memiliki kemampuan untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan keuangan.
4. Reliabilitas
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau direpresentasikan serta dapat diuji kebenarannya (verifiable) dan netral.
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaan yang digambarkan atau direpresentasikan serta dapat diuji kebenarannya (verifiable) dan netral.
Informasi-Informasi Yang Diungkapkan
Dalam Laporan Keuangan apabila suatu transaksi/peristiwa tertentu tudak dapat
dimasukkan sebagai bagian dari Laporan Keuangan Utama, maka transaksi/peristiwa
tersebut dapat diungkapkan melalui cara lain.
Pengungkapan
Data Kuantitatif.
Dalam memilih kriteria untuk menentukkan
data kuantitatif yang material dan relevan untuk investor dan kreditor,
tekanannya ditujukkan pada informasi keuangan atau data lainnya yang bisa
dipergunakan dalam model keputusan. Penelitian dalam akuntansi harus lebih
dipusatkan pada metode pengukuran dan pelaporan probabilitas data dari pada
jumlah-jumlah yang deterministik. Namun demikian, pemakai laporan keuangan yang
telah memperoleh informasi, pada umumnya mengandalkan pada beberapa pos dalam
laporan keuangan dan memperoleh berbagai pengungkapan yang lebih lengkap jika
asumsi-asumsinya tersebut tidak benar.
Selain data kuantitatif yang biasanya
disajikan dalam laporan keuangan konvensional, berbagai pihak melihat bahwa
penyajian yang lebih rinci mengenai beberapa segmen badan usaha (seperti
diversifikasi produk atau geografis dari pertumbuhan normal) atau dari
merger-merger dalam perkembangan perusahaan konglomerat dianggap banyak
memberikan manfaat. Selain itu tekanan dari pemakai laporan keuangan yang
menghendaki pelaporan ramalan keuangan mulai muncul.
Meskipun ramalan-ramalan yang akurat
pada titik siklus ekonomi dapat membantu para investor, publikasi mengenai
ramalan manajemen secara teratur dapat membantu pengambilan keputusan
investasi. Dengan adanya publikasi ramalan informasi akuntansi keuangan
dan informasi lain yang berkaitan dengan perusahaan, diharapkan pemakai ramalan
dapat mengevaluasi keuadaan informasi mengenai industri dan juga asumsi
mengenai perubahan-perubahan dalam kondisi ekonomi.
Pengungkapan Informasi Kualitatif
Informasi yang tidak dapat dinyatakan
dalam satuan moneter lebih sulit dievaluasi dari segi materailitas dan
relevannya. Oleh karena itu seringkali informasi tersebut akan diberi bobot
yang beragam oleh mereka yang menggunakan informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan.Relevansi dari jenis informasi kualitatif tertentu dapat ditetapkan dari
relevansi data kuantitatif yang berkaitan dengannya. Informasi kualitatif akan
relevan dan bermanfaat untuk diungkpakan bila informasi tersebut berguna dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi dikatakan relevan bila informasi yang
bersangkutan dapat menambah nilai informasi secara keseluruhan dan bukan
sebaliknya justru mengurangi nilai dengan penyajian katerangan yang terlalu
rinci sehingga sulit dianalisis.
Pada umunya terdapat lima macam
informasi kualitatif yang perlu diungkapkan terhadap setiap pos dan jumlah yang
tercantum dalam laporan keuangan, yaitu :
1.
Ketidakpastian
(Contigencies)
Yaitu
peristiwa-peristiwa yang kemungkinan akan terjadi di masa yang akan datang dan
mempengaruhi secara material terhadap keadaan keuangan perusahaan. Unsur-unsur
ketidakpastian tentang suatu transaksi yang kemungkinan akan terjadi dapat
menimbulkan keuntungan atau kerugian.
Unsur
ketidakpastian yang menimbulkan suatu keuntungan, dapat meliputi semua klaim
atau hak yang terjadinya belum dapat dipastikan tetapi ada kemungkinan akan
menjadi hak milik perusahaan yang sah. Sehingga ketidakpastian yang menimbulkan
keutungan ini tidak dicatat sampai dengan transaksi tersebut benar-benar
terjadi. Dan dapat diungkapkan sebagai informasi tambahan dari neraca, apabila
tingkat kepastiannya cukup besar.
Sebaliknya
kemungkinan timbulnya suatu kerugian harus diakui/dicatat dengan dibebankan
kepada laba (rugi) periodik dan mengakuinya sebagai hutang. Kadang-kadang suatu
kerugian di masa yang akan datang hanya merupakan suatu kemungkinan yang bisa
terjadi dan tidak sebagai satu-satunya kemungkinan sehingga adanya suatu hutang
(kewajiban) tidak perlu dicatat.
2. Dasar
Penilaian dan Kebijakan Akuntansi
Pengungkapan tentang
dasar atau metode penilaian yang digunakan perusahaan seperti, metode penilaian
persediaan perlu diungkapkan dalam laporan keuangan.
3. Perubahan
Akuntansi
Yaitu pengungkapan
terhadap perubahan atas kebijakan yang digunakan perusahaan seperti perubahan
metode penilaian persediaan dari FIFO menjadi LIFO dan sebagainya.
4. Keterikatan
dengan Suatu Perjanjian atau Kontrak
Yaitu pengungkapan
mengenai adanya pembatasan-pembatasan atau keterikatan dari satu atau lebih
aktiva terhadap hutang/kontrak
5. Peristiwa-Peristiwa
Kemudian Setelah Tanggal Neraca
Penjelasan tentang
suatu kejadian/peristiwa yang (telah terjadi sesudah tanggal neraca) tetapi
sebelum laporan keuangan dipublikasikan merupakan informasi penting yang perlu
diungkapkan.
Peritiwa yang terjadi setelah tanggal
neraca dan sebelum laporan keuangan dipublikasikan antara lain :
1. Peristiwa
yang mempengaruhi secara langsung jumlah elemen yang disajikan dalam laporan
keuangan. Peristiwa ini muncul karena pengetahuan yang tidak lengkap selama
periode akuntansi dan hasil dari perubahan-perubahan dalam penilaian estimasi
baru diperoleh setelah tanggal neraca.
2. Peristiwa
yang dapat mengubah secara material validitas penilaian neraca atau hubungan
diantara pemegang saham atau yang secara material validitas mempengaruhi
manfaat kegiatan yang dilaporkan tahun sebelumnya sebagai prediksi periode
berjalan. Peristiwa ini tidak secara langsung mempengaruhi laporan keuangan
periode sebelumnya tetapi dapat mempengaruhi keputusan yang diambil atas dasar
laporan tersebut.
3. Kejadian-kejadian
yang mungkin mempengaruhi secara material operasi atau penilaian di masa yang
akan datang. Kejadian-kejadian ini memiliki pengaruh yang tidak diketahui atau
tidak pasti terhadap pendapatan dan penilaian di masa yang akan datang.
Metode Pengungkapan (Disclosure)
Pengungkapan meliputi
keseluruhan proses pelaporan. Namun demikian ada beberapa metode yang berbeda
dalam mengungkapkan informasi yang dianggap penting. Pemilihan metode yang
terbaik dari pengungkapan pada setiap kasus tergantuing pada sifat informasi
yang bersangkutan dan kepentingan relatifnya. Metode yang umum digunakan dalam
pengungkapan informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bentuk
dan susunan laporan yang formal.
2. Terminologi
dan penyajian yang terperinci.
3. Informasi
sisipan.
4. Catatan
kaki.
5. Ikhtisar
tambahan dan skedul-skedul.
6. Komentar
dalam laporan auditor.
7. Pernyataan
Direktur Utama atau Ketua Dewan Komissris.
Hubungan
Disclosure dengan Stewardship
Manajemen perusahaan
bertanggungjawab (stewardship) atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertnggungjawabkan (stewardship) tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
pemilik peruisahaan.
Agar pembaca laporan
keuangan memperoleh gambaran yang jelas maka laporan keuangan yang disusun
harus berdasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim. Laporan keuangan harus
menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas
dan arus kas perubahan dengan menerapkan PSAK secara benar diserta pengungkapan
yang diharuskan PSAK dalam catatan atas laporan keuangan.
Manajemen
memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi
ketentuan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jika belum diatur dalam
PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan menyajikan informasi :
1. Relevan
terhadap kebutuhan pengguna laporan untuk pengambilan keputusan.
Dapat
diandalkan, dengan pengertian :
a. Mencerminkan
kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan.
b. Menggambarkan
substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan tidak semata-mata
bentuk hukumnya saja.
c. Netral
yaitu bebas dari keberpihakkan.
d. Mencerminkan
kehatian-hatian.
e. Mencakup
semua hal yang material.
f. Laporan
keuangan harus disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha
Manajemen bertanggung
jawab untuk mempertimbangkan apakah asumsi kelangsungan usaha masih layak
digunakan dalam menyiapkan laporan keuangan atau tidak. Dalam mempertimbangkan
asumsi kelangsungan usha tersbut, manajemen memperhatikan semua informasi masa
depan yang relevan paling sedikit untuk jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca.
Manfaat suatu laporan
keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada
waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya peling
lama 4 bulan setelah tanggal neraca. Faktor-faktor seperti kompleksitas operasi
perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan
menyediakan laporan keuangan tepat waktu.
B. MANAJEMEN KAS
1. Tujuan Manajemen Kas
·
Penyediaan kas yang
cukup untuk operasi jangka-pendek dan jangka panjang.
·
Penggunaan dana
perusahaan secara efektif pada setiap waktu.
·
Penetapan tanggung
jawab untuk penerimaan kas dan pemberian perlindungan yang cukup sampai dana
disimpan.
·
Penyelenggaraan
pengendalian untuk menjamin bahwa pembayaran-pembayaran hanya dilakukan untuk
tujuan yang sah.
·
Pemeliharaan saldo bank
yang cukup, bilamana, cocok, untuk mendukung hubungan yang layak dengan bank
komersial.
·
Penyelenggaraan
catatan-catatan kas yang cukup.
Tugas
Controller Vs. Kepala Bagian Keuangan
Sehubungan dengan
pengelolaan kas, harus ada hubungan kerja sama antara controller dan kepala
bagian keuangan. tugas dan tanggung jawab akan berbeda, tergantung dari jenis
dan besarnya perusahaan. biasannya kepala bagian keuanganlah yang bertanggung
jawab untuk memelihara hubungan baik dangan bank dan para investor lain, dengan
menyediakan pembayaran bunga dan pokok pinjaman tepat pada waktunya, dan
menginvestasikan dana yang berlebihan.
Dalam perusahaan yang
cukup besar dilakukan pemisahan fungsi antara bendaharawan dan controllership.
controller mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
a. Pengembangan
berbagai atau semua bentuk ramalan/ taksiran kas.
b. Menelaah
sistem pengendalian itern sehubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
untuk menjamin kecukupan dan keefektivitasnya.
c. Rekonsiliasi
rekening bank sebagai bagian dari suatu sistem pengendalian intern yang
baik (dan tugas ini tidak dapat dilakukan olh pegawai bagian keuangan yang
menguasai dana, atau pegawai bagian akuntansi yang membukukan transaksi).
d. Penyiapan
laporan kas tertentu, yang dianggap cocok
Elemen
Manajemen Kas
Pengolaan
kas akan dipisahkan menjadi elemen-elemen berikut ini yang dapat mempermudah
pembahasan mengenai pengelolaan kas dan menggambarkan berbagai kerja Sama yang
saling berhubungan :
a. Ramalan/
taksiran kas.
b. Manajemen
arus kas, yaitu pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas.
c. Investasi
dana yang “ berlebihan “.
d. Hubungan
bank.
e. Pengendalian
internal (internal control).
Peramalan
Kas
Tujuan Peramalan/ Perkiraan Kas
Suatu Ramalan atau
taksiran kas (cash forecast) merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas serta saldonya dalam suatu periode tertentu. ini merupakan
suatu fungsi yang perlu dalam setiap rencana administrasi kas yang dikelola
dengan baik.tujuan dasar dari penyiapan anggaran kas adalah untuk merencanakan
kas yang diperlukan perusahaan ditinjau dari segi jangka panjang dan jangka
pendek juga. juga penyiapan anggaran membrikan alat untuk mengantisipasikan
kesempatan penggunaan kas secara efektiv dalam hal ada kelebihan kas. selain
tujuan umum ini beberapa kegunaan spesifik dari anggaran kas adalah sebagai
berikut :
a. Untuk
mennunjukan fluktuasi yang paling tinggi atau musiman dalam kegiatan perusahaan
yang memerlukan investasi yang lebih besar dalam persediaan dan piutang.
b. Untuk
menunjukan waktu dan jumlah dana yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo, pembayaran oajak, dividen, dan bunga.
c. Untuk
membantu perencanaan pertumbuhan, termasuk jumlah dana yang diperlukan untuk
perluasan perusahaan dan modal kerja.
d. Untuk
menunjukan jauh dimuka kebuuhan, jumlah dan lamanya dana yang diperlukan dari
sumber luaragar memungkinkan usahkannya pinjaman yang paling menguntungkan.
e. Untuk
membantu mendapatkan kredit bank dam memjukan kelayakan kredit perusahaan
secara umum.
f. Untuk
menetapkan jumlah dan lamanya dana yang mungkin tersedia untuk investasi.
g. Untuk
merencanakan pengurangan pinjaman.
h. Untuk
mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari anak perusahaan dan devisi perusahaan.
i.
Untuk memungkinkan perusahaan
mengambil keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian
secara progesif, sehingga dangan demikian meningkatkan laba.
Metode
Peramalan Kas
Tiga
metode telah dikembangkan untuk menyusun ramalan kas. Meskipun saldo akhir
adalah kas yang ditaksirkan, tetapi metode-metode itu berbeda terutama dalam
hubungan titik-tolak peramalan dan perincian-perincian yang tersedia :
a. Taksiran
langsung atas penerimaan dan pengeluaran kas.
b. Metode
laba bersih yang disesuaikan ( Ajusted Net Income Method).
c. Diferensial
metode kerja (Working Capital Differential).
Hubungan
Antara Anggaran Kas Dengan Anggaran Lain
Dari pembahasan
teerdahulu dengan segera kelihatan, bahwa penyiapan anggaran kas pada umumnya
bergantung anggaran yang lain, yaitu anggaran penjualan, laporan perhitungan
rugi-laba yang ditaksirkan, berbagai anggaran operasi dan rencana strategis
jangka panjang. Sebenarnya anggaran kas merupakan program penjualan yang
terkoordinasi serta yang di korelasikan denganperubahan-perubahan neraca dan
penjualan serta pengeluaran yang diperkirakan.
Dapat juga
diperkirakan, bahwa anggaran kas adalah suatu alat pengecek terhadap seluruh
program anggaran. Apabila sasaran-sasaran anggaran operasi tercapai maka
hasilnya akan tercermin dalam posisi kas. Sebaliknya apabila gagal mencapai
sasaran anggaran, maka bagian keuangan terpaksa harus mencari sumber tambahan
kas.
Masa
Anggaran Kas
Masa anggaran
tergantung pada beberapa faktor, termasuk tujuan anggaran, kondisi keuangan
perusahaan, dan para eksekutif mengenai praktisnya serta kecermatan taksiran.
Sebagai contoh, suatu taksiran jangka-pendek akan dipergunakan dalam menetapkan
kebutuhan kas mungkin untuk satu atau tiga bulan di depan. Tapi apabila marjin
kasnya rendah, maka diperlukan taksiran mengenai penerimaan dan
pembayaran atas dasar per minggu, atau bahkan per hari.
Sebaliknya, bagi
perusahaan yang memiliki jumlah kas yang besar, dapat dikebangkan suatu
anggaran kas per bulan, untuk masa enam bulan atausatu tahun di depan. Untuk
penetapan kebijaksanaan umum keuangan, akan diprlukan anggaran jangka panjang.
Sebagian perusahaan berpendapat, bahwa taksiran yang dibuat untuk menyusun
anggaran untuk masa yang terbatas sampai tiga bulan. Perusahaan lai membuat
suatu anggaran yang saling berhubungan untuk tiga bulan atau lebih didepan,
yaitu dengan selalu menambahkan satu bulan dan menghilangkan bulan berjalan.
Controller harus
menyesuaikan peramalan dangan kondisi-kondisi yang ditemukannya. Da dapat
menyusun satu anggaran kas jangka pendek untuk tujuan pemenuhan kebutuhan kas,
dan juga anggaran jangka panjang untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan
kebijaksanaan keuangan.
Pelaksanaan
Anggaran Kas
Controller
dapat menyiapkan anggaran kas dengan cara biasa, dengan menunjukan jumlah dan
tambahan yang diperlukan (jika ada), dan lamanya kebutuhan itu. akan tetapi,
tanggung jawab untuk mendapatkan dana ini atas dasar yang palig menguntungkan
berada di tangan kepala bagian keuangan atau pejabat utama bidang keuangan.
Kebutuhan
kas harus direncanakan sebagai mana halnya dengan operasi-operasi lain. adalah
memuaskan dengan hanya mengasumsikan, bahwa volume penjualan yang tinggi dan
secara otomatis menghasilkan posisisi keuangan yang sehat. controller mempunyai
cara yang efektif dalam menetapkan keperluan akan adanya program keuangan yang
dipertibangkan dengan baik.
Penagihan
Kas
Administrasi
Penerimaan Kas
Salah
satu tujuan utama manajemen keuangan adalah mengusahakan adanya penggunaan
secara berhati-hati dan efisien. ditinjau dari segi penagihan kas, ada dua fase
yaitu;
a. mempercepat
penagihan
b. pengendalian
yang intern yang layak tehadap penaguhan.
Mempercepat
Penagihan
Ada dua metode yang
lasim dipergunakan untuk mempercepat pengalihan, yaitu lock-box sistem dan area
concentration banking. lock-box system meliputi
penyelenggaraan berbagai rekening/simpanan dalam berbagai area geografis yang
mempunyai pengalihan kas dalam jumlah besar, sehinggah penyetor dan para
pelanggan akan memakan waktu yang lebih sedikit dalam perjalanan, paling baik
apabila tidak lebih dari satu hari.
Menurut sistem area
concentration banking, unit lokal perusahaan yang menagih pembayaran dan
disetor/ disimpan dalam bank setempat. dari bank lokal, biasanya melalui
kiriman kawat/telegram, dana dipindahkan dengan sangat cepat kepada beberapa
area atau concentration bank. dana lebih dipindahkan secara otomatis
melalui talegram kepada bank dari kanor pusat perusahaan. dalam cara ini maka
waktu dalam perjalanan dapat dipersingkat. controller diharapkan mengetahui
kedua cara tersebut dan cara-cara lain untuk mempercepat penagihan, dan
membantu kepala bagian keuangan, bilamana perlu.
Pengendalian
Intern Atas Penerimaan Kas
Dalam
organisasi perusahaan pada umumnya dijumpai banyak jenis transaksi yang biasa
atau rutin. Beberapa sumber yang rutin adalah ;
a. Penerimaan
melalui pos,
b. Penjualan
kontan,
c. Penjualan
kredit.
Tentunya semua
perusahaan mempunyai transaksi lain yang kurang bersifat rutin, seperti
penerimaan penjualan harga tetap, yang dapat ditangani oleh pejabat tertentu
atau memerlukan prosedur khusus. Kebanyakan masalah kas akan berpusat pada
transaksi yang baru dikemukakan diatas, karena untuk penerimaan kas yang lebih
bersifat luar biasa atau kurang banyak dengan mudah dapat dekenakan suatu
pengecekan yang sederhana.
Dengan tidak mempersoalkan
sumber kasnya, basis untuk pencegahan kesalahan atau kecurangan adalah prinsip
pengecekan intern (internai check). System tersebut meliputi pemisahan
fungsi antara pengurusan fisik uang dengan penyelenggaraan pembukuannya. System
itu mengharuskan pekerjaan seseorang pegawai dengan pegawai lain dapat saling
melengkapi.
System pengendalian
intern harus dirancang atas dasar masing-masing organisasi. Akan tetapi
terdapat saran umum yang dapat membantu controller dalam menelaah situasi pada
perusahannya sendiri:
a. Semua
penerimaan kas melalui pos harus dicatat sebelum ditransfer kepada kasir.
b. Semua
penerimaan harus disetor sepenuhnya setiap hari.
c. Tanggung
jawab untuk menangani kas harus dirumuskan dengan jelas dan ditetapkan secara
pasti.
d. Biasanya
fungsi penerimaan kas dan pengeluaran kas harus diisahkan sama sekali (kecuali
dalam lembaga keuangan).
e. Penanganan
fisik kas harus dipisahkan seluruhnya dari penyelenggaraan pembukaan, dan kasir
tidak brwenang/berhak terhadap pembukuan.
f. Para
agen dan walil lapangan diharuskan memberikan kwitansi tanda terima, tentunya
dengan meninggalkan tembusan untuk arsip.
g. Rekonsiliasi
bank harus dilakukan oleh mereka yang tidak menangani kas atau menyelenggarakan
pembukaan.
h. Semua
pegawai yang menangani kas atau pembukuan kas diharuskan mengambil cuti, orang
lain harus menggantikannya selama masa cuti.
i.
Semua pegawai yang
menangani kas atau pembukuan kas harus diikat dengan kontrak.
j.
Sedapat mungkin
dipergunakan alat-alat mekanis yang dapat memberikan alat pengecek tambahan.
k. Apabila
praktis, penjualan kontan harus diverifikasi dengan catatan persediaan dan
hasil opname fisik persidiaan.
Pengeluaran Kas
Pengendalian Pengeluaran Kas
Dalam bidang administrasi kas ini,
ada dua aspek pengendalian, yaitu;
a. Penentuan
system pembayaran, dan
b. Sistem
pengendalian intern.
Pengalaman
menunjukan bahwa kegunaan adanya pengendalian yang teliti terhadap pembayarandalah
untuk menjamin agar rekening-rekening hanya dibayarkan pada saat telah jatuh
tempo dan bukan lebihdini dari pada itu. Dengan cara demikian, maka kas dapat
dihemat untuk investasi sementara.
Pertimbangan
lain ini dalam menentukan jadwal pembayaran adalah penggunaan “floating cash”
secara nyata. Dengan mengetahui bahwa ada unsur-unsur dalam perjalanan ,
dankenyataan bahwa biasanya saldo bank selalu lebih besar dari pada saldo
menurun buku karena ada cheque-cheque yang masih beredar, maka saldo buku dapat
direncanakan peda tingkat yang lebih rendah. “Floating cash” yang masuk dapat
diseimbangkan dengan pembayaran kas.
Rekening
Bank Administrasi
Dalam pengendalian
pembayaran, menyangkut transaksi divisional anak perusahaan atau kantor
lapangan, maka dapat dipergunakan beberapa rekening bank untuk tujuan khusus,
misalnya imprest accouns, zero balance accounts, dan automatic balace accounts.
Dalam system zero
balance, maka rekening bank untuk unit organisasi tertentu selalu di
pelihara saldonya sebesar nol. Apabilah di terima cheque pembayaran, maka bank
di berih wewenang untuk memindahkan dana yang di perlukan dari rekening umum ke
rekening khusus untuk membayar itu. Pembayaran dapat di lakukan dengan wesel
bayar. Cara lain yang serupa ialah, bahwa kepala bagian keuangan akan
memindahkan melalui kawat atau telegram ke dalam zero bank account, seterima
pemberitahuan dari bank mengenai permintaan pembayaran. Zero bank accounts
dapat mempermudah pengawasan pembayaran melalui satu atau beberapa perkiraan.
System terseut juga mempermudah melakukan pengecekan cepa terhadap posisi kas
perusahaan
Dalam automatic balance
accounts dipergunakan perkiraan yang sama untuk penerimaan dan pengeluaran.
Apabilah rekening tersebut telah beradah di atas suatu tingkat maximum yang
ditetapkan, maka kelebihan rekening tersebut akan di transfer ke rekening
pusat; dan sebaliknya, apabilah saldo yang di bawah tingkat minimum , maka
rekening tersebut harus di isi kembali.
a. Pengamatan
Pengendalian Intern
b.
Pentingnya Pengendalan
Intern
Apabilah uang telah di
setor ke bank, nampaknya masalah utama pengaman kas telah di pecahkan. Memang
benar, bahwa pengendalian pengeluaran kas merupakan hal yang relative sederhana
apabilah beberapa aturan di taati. Setelah factor pembelian di setujui untuk
pembayaran, langkah berikut biasanya penyiapan cheque untuk ditandatangi oleh
pimpinan. Apabilah semua pembayaran mengalami pemeriksaan seperti ini,
bagaimanakah bisa timbul sesuatu problema? Tetapi justru disinilah paling besar
bahayanya. Setiap kontroler yang harus menandatangani banyak ceque mengetahui
bahwa hal tersebut merupakan tugas yang menjemukan yaitu tugas untuk memeriksa
apakah laporan penerimaan di lampirkan , membandingkan nama penerimaan uang
terhadap faktur, dan membandingkan jumlahnya. Oleh karena tugas tersebut begitu
menjemukan , maka hal tersebut dilakukan secara asal jadi saja. Namun tugas itu
memang penting untuk mengawasi pembayaran , dan harus dilakukan secara
berhati-hati. Yang lain dapat melakukan pemeriksaan secara tiba-tiba sering
dokumen dan bukti pengeluaran palsu dipergunakan untu mendapatakan tanda tangan
yang keedua kalinya.
Pencegahan praktek ini
mengharuskan adanya penelitian berhati-hat sebelum cheque ditandatangi, dan jua
melalui cara-cara pengamanan lainnya. Tidak dapat di terima begitu saja bahwa
segala sesuatunya berjalan dengan baikmereka yang menandatangani cheque harus
bersikap mempertanyakan transaksi yang kelahatan meragukan atau tidak
dimengerti sepenuhnya. Memang, pemeriksaan document yang di lampirkan pada
cheque sering akan menyoroti pengeluaran yang tidak tepat dan setiap kelemahan
dalam prosedur-prosedur lain.
Beberapa
Prinsip Pengendalian Intern
Kesempatan
penggunaan dana secara tidak wajar atau tidak benar adalah demikian besar,
sehingga seorang controller harus selalu menekankan keperluan untuk mengadakan
perlindungan yang wajar dalam fungsi pengeluaran kas. Diperlukan adanya kewaspadaan
dan prosedur pemeriksaan yang sehat. Meskipun system pengendalian intern dapat
disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan organisasi , tetapi beberapa saran umum
yang bersama ditetapkan sebagai berikut :
a. Kecuali
untuk transaksi kas kecil, semua pembayaran harus dilakukan dengan cheque
b. Semua
cheque harus diberi nomor terlebih dahulu, dan semua nomor yang dipergunakan
atau dibatalkan harus dipertanggung jawabkan
c. Semua
cheque pembayaran umum harus ditanda-tangani oleh dua orang secara
bersama-sama.
d. Tangung
jawab untuk penerima kas harus dipisahkan dari tanggung jawab untuk pengeluaran
kas.
e. Semua
orang yang menandatangani cheque atau yang menyetujui pembayaran harus
dipertanggungkan secukupnya.
f. Rekonsiliasi
bank harus dilakukan oleh mereka yang tidak menandatangani cheque atau
menyetujui pembayaran.
g. Pencatatan
kas harus terpisah sama sekali dari tugas melakukan pembayaran.
h. Faktur
yang telah disetujui untuk pembayaran dan semua dokumen pendukung yg diperlukan ang harus
menjadi persayarat untuk melakukan pembayaran.
i.
Cheque untuk mengisi
kembali imprest fund kas kecil dan pembayaran gaji dan upah harus dibayar
kepada individu tertentudan bukan kepada perusahaan atau pembawa.
j.
Setelah pembayaran
dilakukan,semua dokumen pendukung harus diperforasi atau diberi tanda “telah
dibayar” agar tidak bisa dipergunakan untuk kedua kali.
k. Alat-alat
mekanis harus dipergunakan bilamana praktis, misalnya alat penulis cheque dan
sebagainya.
l.
Harus diadakan rotasi
kerja atau diwajibkan mengambil cutibagi mereka yang bertugas melakukan pembayaran.
m. Persetujuan
bukti/voucher pembayaran biasanya harus dilakukan oleh mereka yang tidak
bertuhgas untuk melakukan pembayaran.
n. Untuk
transfer antar bank harus ada persetujuan khusus, dan harus diselenggarakan
suatu perkiraan “ Transfer bank”.\
o. Semua
bukti/ voucher pengeluaran kas kecil, harus ditulis dengan tinta atau diketik.
Metode
Penyalahgunaan Dana
Cara pengamanan sebagai
mana baru dibicarakan diatas, adalah sebagian dari cara yang dikembangkan atas
dasar pengalaman dari banyak perusahaan. Beberapa cara umum untuk melakukan
kecurangan adalah sebagai berikut ;
a.
Menyiapkan bukti
voucher palsu atau mengajukan voucher untuk mendapatkan bayaran dua kali.
b. “Kiting”,
atau pinjaman tanpa mendapat persetujuan dengan cara tidak mencatat
pembayaran, tetapi mencatat penyetoran dalam hal melakukan transfer bank.
c. Mencantumkan
jumlah total yang tidak benar dalam buku kas.
d. Menaikan
jumlah cheque setelahditandatangani.
e. Mencantumkan
potongan harga dengan jumlah yang lebih rendah dari pada yang sebenarnya.
f. Menguangkan
cheque gaji/upah atau dividen yang belum ditagih oleh yang berhak.
g. Mengubah
bukti/ voucher pengeluaran kas kecil.
h.
Memalsukan cheque dan
memusnakannya peda saat telah diterima dari bank menggantikan dengan cheque
lain yang dibatalkan atau dengan nota pembebanan.
a. Rekonsiliasi
Bank
Suatu fase pengendalian intern yang
penting adalah dengan merekonsiliasikan saldo menurut salinan rekening Koran
bank dengan saldo menurun buku. Ini terutama benar lagi bagi rekening umum bank
sebagaimana dibedakan dari rekening yang hanya untuk melakukan
pembayaran.
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa
rekonsiliasi bank harus ditangani oleh seseorang yang bebas dari tugas mengurus
penerimaan atau pengeluatan kas. Tugas rekonsiliasi ini dapat ditangani oleh
controller atau dilaksanakan sendiri oleh bank. Perhatian khusus haru diberikan
tarhadap cheque yang beredar pada periode yanglalu dan terhadap penyetoran yang
dilakukan pada akhir periode untuk dapat mendeteksi kiting.
b.
Dana Kas Kecil
Pada umumnya perusahaan harus melakukan
berbagai pembayaran kecil-kecil. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka
diselenggarakan dana kas kecil diselenggarakan berdasarkan imprest fund system,
yaitu suatu system dengan saldo dana yang tetap.
Banyak dana kas kecil seperti ini
diperlukan dalam kantor cash cabang atau pada setiap pabrik. Harus disedikan
bentuk kwitansi dan proseduryang seragam termasuk limit atau pengeluaran yang
dilakukan mengenai saluran ini, melalui persetijuan secara wajar, dan
sebagainya.
Apabila mungkin, maka orang yang
menangani penerimaan atau pengeluaran kas tidak boleh menangani kas kecil. Cara
pengamanan lain meliputi opname kas secara mendadak, pembatasan langsung
terhadap semua lembaran kas kecil setelah dilakukan pembayaran, dan pemeriksaan
secara teliti terhadap pengisian kembali kas kecil. Meskipun dananya mungkin
kecil saja, tetapi dapat dibelanjakan jumlah yang sangat besar (karena
pembayaran yang sering). Controller tidak boleh melalaikan pemeriksaan terhadap
kegiatan ini.
c.
Investasi Dana
Sementara
Dalam banyak perusahaan, dana berlebihan
atau surplus yang tidak diperlukan untuk tujuan operasi atau compensating bank
balance tersedia untuk diinvestasikan. Penggunaan secara berhati-hati atas dana
yang tidak dimanfaatkan dapat menambah penghasilan. Meskipun pejabat keuanganlah
bisanya yang akan mengarahkan investasi dana semacam ini, tetapi controller
akan berhubungan dengan pelaporan dan pengendalian secukupnya serta pada
umumnya harus mengetahui tentang masalah investasi.
d.
Kriteria Memilih
Investasi
Dengan mengetahui adanya kesempatan
untuk memperoleh tambahan pendapatan dari dana yang sementara berlebihan,
apakah kriteria yang yang dapat dipergunakan dalam memilih alat investasi?
Mungkin ada lima criteria tersebut, dan semuanya agak berhubungan:
e.
Keamanan pokok
pinjaman.
f.
Stabilitas harga.
g.
Kemungkinan
pemasarannya.\
h.
Saat jatuh tempo.
i.
Hasil (Yield).
Pembatasan
Investasi
Kadang-kadang
dewan komisaris akan meletakan pembatasan mengenai bagaimana dana sementara
dapat diinvestasikan. Dalam kesempatan lain mungkin pejabat keuangan senis yang
akn memberikan pembatasan-pembatasan itu. Hal-hal yang tercakup dalam
pembatasan akan meliputi:
a. Masa
maksimum untuk investasi
b. Posisi
kredit pihak yang mengedarkan surat-surat berharga.
c. Investasi
maksimum dalam berbagai jenis surat berharga terpilih.
d. Menurut
pihak/perusahaan yang mengedarkan surat berharga.
e. Menurut
jenis instrument
f. Menurut
Negara asal
g. Menurut
mata uang
Banyak
pemberitahuan membeli investasi jangka pendek yang dapat dinegosiasikan. Selain
itu, investasi tersebut sering dibayar melalui transef dengan kawat/telegram. Banyak perusahaaan
mengontrak sebuah bank komersial besar untuk bertindak sebagai pengurus dari
surat-surat berharga, melakukan pembayaran atas investasi yangDiterima dn
menerima dana atas investasi yang diserahakan.
Harga
transfer (transfer pricing) adalah harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling
division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini
pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu
transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari
kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba. Harga transfer yang terjadi antar
unit harus mencapai tujuan, antara lain:
a. Memberi
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
b. Menghasilkan
keputusan yang selaras dengan cita-cita perusahaan yaitu meningkatkan laba unit
usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan.
c. Membantu
pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha secara individual.
d. Mudah
dimengerti dan dikelola sebagai suatu sistem penentuan harga.
Harga
transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga
transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi
akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan
merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat
penting.
Metode
penentuan harga transfer
Ada
dua metode penentuan harga yaitu :
1. Prinsip
dasar
Prinsip
dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut dijual kekonsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar.
2. Situasi
ideal
3. Orang
–orang yang Kompeten
4. Atmosfer
yang Baik
5. Harga
Pasar
6. Kebebasan
Memperoleh Sumber Daya
7. Informasi
Penuh
8. Negosiasi
Orang yang kompeten Idealnya,para
manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab
mereka,sama seperti kinerja jangka pendeknya.staf yang terlibat dalam negosiasi
dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten.
9. Atmosfer
yang baik
Para manajer harus menjadikan profitabilitas,sebagaimana
diukur dalam laporan laba rugi mereka,sebagai cita –cita yang penting dan
pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka.
10. Harga
pasar
Harga transfer yang ideal adalah
berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk identik yang sedang
ditransfer,harga pasar mencerminkan kondisi yang sama dengan produk yang
dikenakan harga transfer.
11. Kebebasan
memperoleh sumber daya
Alternatif dalam memperoleh sumber daya
haruslah ada,dan para manajer sebaiknya didizinkan untuk memilih alternatif
yang paling baik untuk mereka.manajer pembelian harus bebas untuk membeli dari
pihak luar,dan manajer penjualan harus bebas untuk menjual ke pihak luar.
12. Informasi
penuh
Para manajer harus mengetahui semua
alternatif yang ada,serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing –masing
alternatif tersebut.
13. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan
lancar untuk melakukan negosiasi’’kontrak’’antar usaha. Jika semua kondisi
diatas terpenuhi,maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar dapat
menghasilkan keselarasan cita –cita,dan tidak membutuhkan administrasi pusat.
Hambatan
hambatan dalam perolehan sumber daya
Ada
tiga hambatan dalam perolehan sumber daya,yaitu :
a. Pasar
yang terbatas
b. Kelebihan
dan kekurangan kapasitas industry
c. Harga
Transfer Berdasarkan Biaya
Dua
keputusan yang harus dibuat dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya :
a. bagaimana
menentukan besarnya biaya
Dasar
yang umum adalah biaya standar.biaya aktual tidak boleh digunakan karena faktor
inefisiansi produksi akan diteruskan kepusat laba pembelian.jika biaya standar
yang digunakan maka dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang
ketat dan untuk meningkatkan standar tersebut.
b. bagaimana
menghitung markup laba
Dalam
menghitung markup laba juga terdapat dua keputusan,yaitu :
1. Apa
dasar markup laba tersebut
2. Tingkat
laba yang dipderlukan
3. Biaya
Tetap dan Laba Hulu
Penetapan
harga transfer dapat menimbulkan permasalahn yang cukup serius dalam perusahaan
yang terintegrasi.pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar
mungkim tidak menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian hulu yang terkandung
didalam harga pembelian internal.bahkan jika pusat laba terakhir menyadari
adanya biaya tetap dan laba tersebut,pusat laba itu mungkin enggan untuk
mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan.
Berikut
metode – metode untuk mengatasi masalah tersebut :
a. Persetujuan
antar unit usaha
Beberapa
perusahaan membuat mekanisme formal dimana wakil – wakil dari unit pembelian
dan penjualan bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak
luar dan pembagian laba untuk produk – produk dengan biaya tetap dan laba
bagian hulu yang signifikan.
b. Dua
langkah penentuan harga
Cara
lain untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat harga transfer yang meliputi
dua beban.pertama,untuk setiap unit yang terjual pembebanan biaya dilakukan
dalam jumlah yang sama dengan biaya variabelstandar produksi.kedua,pembebanan
biaya berkala(biasanya setiap bulan )dilakukan dalam jumlah yang sama dengan
biaya tetap yang berkaitan dengan pasilitas yang disediakan untuk unit
pembelian.salah satu atau kedua komponen tersebut harus memasukkan margin laba.
c. Pembagian
laba
Jika
sistem dua penentuan harga tidak dapat dilakukan maka sistem pembagian
laba(profit sharing )dapat digunakan untuk memastikan keselarasan antara
kepentingan unit usaha dan perusahaan.sistem tersebut beroperasi dengan cara
berikut :
1. Produk
tersebut ditransfer ke unit pemasaran pada biaya variabel standar.
Setelah produk tersebut
dijual,unit unit usaha membagi kontribusi yang dihasilkan yang merupakan harga
penjualan dikurangi biaya variabel produksi dan pemasaran.
2. Dua
kelompok harga
Dalam metode ini
pendapatan unit produksi akan dikreditkan pada harga jual ke luar dalam unit
pembelian dibebankan dengan total biaya standar.selisihnya dibebankan dalam
akun kantor pusat dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit usaha
dikonsolidasikan.metode penentuan harga transfer ini terkadang digunakan ketika
ada konflik antara unit pembelian dan penjualan yang tidak dapat diselesaikan
oleh metode yang lain.
Tetapi
ada beberapa kelemahan dari sistem yang menggunakan dua kelompok harga. Pertama,jumlah laba
unit usaha kan lebih besar dari laba perusahaaan secara keseluruhan. Kedua,sistem ini
mencipatakan suatu ilusi bahwa unit usaha menghasilkan uang,sementara pada
kenyataanya perusahaan secara keseluruhan mengalami kerugian karena debit
kekantor pusat. Ketiga,sistem
ini dapat memicu unit usaha untuk hanya berkonsentrasi pada transfer internal
karena terpaku pada markup yang bagus dengan mengorbankan penjualan
keluar.Keempat,ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam pendebitan akun
kantor pusat setiap usaha dikonsolidasi.Kelima,fakta bahwa konflik diantara
unit bisnis akan berkurang dalam sistem tersebutdapat dilihat sebagai kelemahan.
Penentuan
Harga Jasa Korporat
Pengendalian atas Jumlah Jasa
Unit usaha mungkin
diharuskan untuk menggunakan staf korporat untuk jasa – jasa seperti teknologi
informasi serta riset dan pengembangan.ada tiga teori pemikiran mengenai jasa –
jasa tersebut :
1. Teori
pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha harus membayar biaya variabel standar
dari jasa yang diberikan.jika membayar kurang dari itu,maka unit usaha akan
termotivasi untuk menggunakan jasa – jasa dalam jumlah yang lebih banyak
daripada yang dibenarkan secara ekonomis.
2. Teori
pemikiran yang kedua menyarankan harga yang sama dengan biaya variabel standar
ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu biata penuh.
3. Teori
pemikiran yang ketiga menyarankan harga yang sama dengan harga pasar,atau biaya
penuh standar ditambah dengan margin laba.harga pasar akan digunakan jika
memungkinkan;jika tidak maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan
digunakan.
Administrasi
Harga Transfer
1. Negosiasi
Hampir semua perusahaan,unit usaha menegosiasikan
harga transfer satu sama lain;maksudnya harga transfer yang tidak ditentukan
oleh kelompok staf pusat.alasan yang paling penting untuk hal ini adalah
kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas
harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari
manajemen lini.
Unit –unit usaha harus mengetahui aturan
dasar yang dijadikan patokan dalam melakukan negosiasi harga
tersebut.disebagian kecil perusahaan,kantor pusat menginformasikan kapada unit
– unit usaha tersebut bebas bertransaksisatu sama lain atau ddengan perusahaan
luar yang ditemui,dengan persyaratan bahwa jika impas,maka bisnis tersebut
harus tetap dalam perusahaan.
2. Arbitrase
dan Penyelesaian Konflik
Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa
cara.dalm sistem yang formal,kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis
kepada pihak penengah/pendamai( arbitrator ). arbitrator akan meninjau posisi
mereka masing – masing dan memutuskan harga yang akan ditetapkan kadangkala
dengan bantuan staf kantor yang lain.
Selain tingkat formalitas
arbitrase,jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhibefektifitas suatu sistem harga transfer.terdapaat empat cara untuk
menyelesaikan konflik :
3. Memaksa (forcing )
4. Membujuk
( smoothing )
5. Menawarkan (bargaining )
6. Penyelesaian
masalah (problem solving )
Luas
dan formalitas dari perolehan sumber daya dan peraturan penentuan harga
transfer bergantung pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan ketersediaan pasar
serta harga pasar.semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga
pasar,maka semakin formal dan spesifik peraturan yang ada.jika harga pasar
selalu siap sedia,maka perolehan sumber daya dapat dikendalikan dengan
peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli (make-ar-buy decision )yang
melebihi jumlah tertentu.
Beberapa
perusahaan membagi produknya kedalam dua kelas :
a. Kelas
I meliputi seluruh produk untuk mana manajaemen senior ingin mengendalikan
perolehan sumber daya.produk ini biasanya merupakan produk – produk yang
bervolume besar;produk – produk yang tidak memiliki sumber dari luar;dan produk
– produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi
alasan kualitas atau alasan tertentu.
b. Kelas
II meliputi seluruh produk lainnya.secara umum,ini merupakan produk – produk
yang dapat diproduksi diluar perusahaan tanpa adanya gangguan terhadap operasi
yang sedang berjalan,produk – produk yang volumenya relatif kecil,diproduksi
dengan peralatan umum( general-purpose equipment).produk-produk kelas II
ditansfer pada harga pasar.
Penentuan Harga Transfer
Tentunya dalam
penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan harga,
secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah satu
pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus terus
diperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip
dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan
dikenakan seandainya produk tersebut diual ke konsumen luar atau dibeli dari
pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit diterapkan,
hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini. Secara umum harga
transfer dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode berikut:
a. Harga
Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar
dipandang sebagai penentuan harga transfer yang paling independen.
Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang
berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh
profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari
sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar.
Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di
pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi
seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang
setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau
setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau
dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian,
jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya
adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer
price).
b. Harga
Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-based Transfer Prices)
Perusahaan menggunakan metode penetapan
harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan oleh divisi penjual dalam
memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini relatif mudah
diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan.
Pertama, penggunaan biaya sebagai harga
transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit penjual
tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih
tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang
dari luar.
Kedua,
jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal.
Ketiga, penentuan harga transfer yang
berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab
mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga
transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan atau biaya tetap dalam
bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full cost plus
markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed
fee).
Harga
Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga,
beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam perusahaan yang
berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang
diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama,
pendekatan ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat
desentralisasi. Kedua, manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih
baik tentang biaya dan laba potensial atas transfer dibanding pihak-pihak lain
dalam perusahaan.
Harga transfer
negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan
tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang
dinegosiasikan. Namun transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan
karena posisinya pada situasi sulit yang bisa menimbulkan conflict of interest
diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi penjual dan divisi
pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik, yang
akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Harga Transfer pada Perusahaan
Multinasional
Transfer pricing sering
juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate pricing,
interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang diperhitungkan
untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan jasa antar
anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut, transfer pricing
dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati (harga pasar).
Tujuan harga transfer
berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta barang yang
ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer
internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko pertukaran
asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan memperbaiki
hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik seperti motivasi
manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali menjadi sekunder
ketika transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih fokus pada
pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh karena itu
transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara
sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi
jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
Sebagai contoh,
pembebanan harga transfer yang rendah untuk anak perusahaan asing mungkin akan
mengurangi pembayaran bea cukai sebagai akibat dari batas-batas internasional,
atau mungkin membantu anak perusahaan untuk bersaing dalam pasar asing dengan
mempertahankan biaya anak perusahaan yang rendah. Di sisi lain, mebebankan
suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC mengurangi laba pada
negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau mungkin
memberikan kemudahan bagi MNC memindahkan pendapatan dari suatu negara yang
memiliki tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara dengan tingkat pajak
rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir
ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-perusahaan multinsional
(MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak internasional utama, dan
lebih dari setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu
yang paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal
Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan
bahwa harga-harga transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar
arm’s-length, artinya pada suatu harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang
independen. Sementara perjanjian model tersebut diterima secara luas, terdapat
perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara menerapkannya. Meskipun demikian,
terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap suatu pendekatan untuk
membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban pajak dengan
menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length standard
tersebut.
D. TRANSLASI MATA UANG
Translasi
mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan
laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan. Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
a.
mencatat transaksi mata
uang asing;
b.
memperhitungkan efeknya
perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
c.
berkomunikasi dengan
peminat saham asing.
Latar
Belakang dan Terminologi
Transaksi
mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
Kurs pasar spot
dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar
negara, perbedaan pada saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat
mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak langsung.
Kurs pada pasar forward
adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah
ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward
mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu
pasar forward.
Transaksi kurs swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan
spot dan pembelian forward mata uang.
Efek
Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga
kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing
terhadap mata uang domestic, yaitu:
a. Kurs
saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
b. Kurs
historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset dengan mata uang pertama
kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
c. Kurs
rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis
atau saat ini.
Tipe
dalam Penyesuaian Tukar-Menukar
Transaksi
Mata Uang Asing
Kriteria
Mata Uang Fungsional
Faktor
Ekonomi
|
Mata
Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata
Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
|
Arus
Kas
|
Menggunakan
mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga
Jual
|
Sangat
tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompetisi
local
|
Responsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
Harga
Pasar
|
Kebanyakan
pada negara adidaya dan menggunakan mata uang local
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang negara induk
|
Anggaran
Biaya
|
Sering
terjadi pada daerah local
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan
mata uang local dan dilayani oleh operasional local
|
Diberikan
oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi
kewajiban jangka panjang
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang,
tidak ekstensif
|
Sering
kali dan transaksi yang ekstensif
|
a. Perspektif
Transaksi Tunggal
Pada
transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan
sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa
transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
b. Perspektif
Transaksi Ganda
Pada
perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang
terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
c. Translasi
Mata Uang Asing
d. Metode
Nilai Tukar Tunggal
e. Metode
Nilai Tukar Ganda
f. Metode
Current-Noncurrent
g. Metode
Moneter-Nonmoneter
h. Metode
Kurs Sementara
Keuntungan
Dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing
Pendekatan akuntansi untuk
penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
a.
Penangguhan
b. Penangguhan
dan Amortisasi
c. Penangguhan
Sebagian
d.
Tidak Ada Penangguhan
Pengembangan
Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Beberapa
perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara
Amerika, sebagai berikut:
a. Pra-1965
Praktik
translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting
Research Bulletin No. 43.
b. 1965-1975
Translasi
mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs
saat ini diperbolehkan setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6
dikeluarkan pada tahun 1965.
c. 1975-1981
FASB
mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
d.
1981-Sekarang
FASB
mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun
1981.
Gambaran
Standar No. 52/Standar Akuntansi International 21
Translasi
saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional. Prosedur kurs saat ini yang
digunakan adalah:
a. Seluruh
asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai
tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs
historis.
b. Pendapatan
dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu
transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk
kelayakan.
c. Keuntungan
dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang
terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan
laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah
diputuskan tidak bernilai.
Translasi
saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
Aset dan kewajiban
serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan
nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya
dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
Pendapatan dan beban
ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item
yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban
depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
Translasi
saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsiona
Usaha
gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang
asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi
ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata
uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS
menggunakan metode kurs saat ini.
Permasalahan
Perhitungan
Perspektif
Laporan
Harga
Perolehan
Konsep
Pendapatan
Laba
Terkelola
Translasi Mata Uang Asing Dan
Inflasi
Hubungan terbalik
antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata uangnya telah
ditunjukkan secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk
mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat dalam kondisi yang
cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di
bawah nilai aslinya
SUMBER
:
Choi,
Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi
6. 2010: Salemba Empat.
Prof.
Gunadi. 2007. Penetapan Harga Transfer. Lpfeui